Tetesan air hujan yang turun dari genting membuat Kinanti membuka matanya. Tepat ketika dia menoleh ke arah jam di sampingnya, ternyata jam sudah menunjukkan pukul setengah lima pagi.
Tak bisa tidur lagi, Kinanti akhirnya memilih untuk duduk di samping jendela sambil memandangi air hujan yang turun semakin deras.
"Gak punya payung," gumam Kinanti. Bagaimana bisa dia sampai ke bus jemputan jika dia saja tidak memiliki payung.
Ia menoleh ke arah Andre yang saat ini masih tidur terlelap. Mungkin akibat kelelahan kemarin membuat tidurnya terasa lebih nyenyak.
Kinanti tersenyum, dia teringat jika kemarin habis membeli roti tawar untuk ia jadikan roti bakar.
Maklum, mereka berdua tidak memiliki rice cooker jadi tak bisa menanak nasi meskipun sedang ingin makan nasi.
Tak ingin membuang waktu, akhirnya Kinanti bergerak ke arah dapur dan memulai membuat roti bakar seadaanya. Hanya diolesi mentega dan selai yang ia beli dengan diskon harga sampai 50 persen.