Entah benar atau tidak. Tapi Andre merasa kalau dia baru melihat hal di depan matanya untuk pertama kalinya. Di mana ada banyak gabah yang siap digiling dan menjadi beras.
"Terus tugas kamu ngapain?" tanya Andre, tak mungkin kan Kinanti ikut mengangkut satu karung beras seperti itu sendirian?
"Oh, aku di sana. Cuma nyatet beras yang mau diangkut. Gimana? Kamu jadi bantuin? Tapi bayarannya dikit."
"Gak apa-apa, kalo ada kerjaan bawa aja aku. Lumayan buat bekal ke kota nanti."
Kinanti terharu. Ternyata Andre mau hidup susah juga, meski ia yakin jika lelaki yang ada di sampingnya itu dulunya tak pernah mengerjakan pekerjaan berat seperti ini.
"Kamu bisa angkut berkarung-karung beras?"
"Bisa—kayaknya." Andre tersenyum, ia cukup ragu. Namun dia harus bekerja agar tidak terlalu merepotkan keluarga Kinanti.
Tubuhnya sudah lama tak dia buat untuk bekerja. Rasanya sangat kaku dan kini sudah saatnya ototnya ia gunakan untuk menghasilkan uang.