"Abis dari mana kamu?" tanya Hiro dengan pandangan yang angker. Menatap Nadila yang sejak tadi malam dan baru pulang ke apartemennya.
"Masih peduli?" Nadila langsung menyingkirkan lengan Hiro yang menghalangi pintu masuk dengan perasaan kesal.
Dalam hatinya menggerutu karena Hiro tidak perhatian padanya. Bahkan dia tidak berharap lebih dan hanya berharap pesan dan teleponnya kemarin diangkat tadi malam oleh kakaknya. Namun rupanya permintaan itu terlalu mahal baginya.
Hiro masih mengekor di belakang Nadila. Menyimpan seribu pertanyaan yang ingin ia ajukan untuk Nadia. Namun dia harus tahan karena rupanya adiknya itu masih marah padanya.
"Baju siapa tadi? Kayaknya Nadila gak punya baju model begitu?" gumam Hiro berpikir sendiri.
Menikmati kopi paginya di hari liburnya. Rupanya tak sebagus yang ia bayangkan karena dia masih harus mengurusi urusan adiknya.
Hiro: Udah sehat?
Ratih: Mendingan.
Hiro: Kalo belum sehat aku bawa ke rumah sakit sekarang.