Malam minggu tiba, Savira sudah menyiapkan makan malam spesial yang dibantu oleh dua pembantunya.
Nadila yang tidak tahu apa-apa, tak akan menyangka jika lelaki yang datang nanti adalah Rivan. Lelaki yang baru menjadi sekertaris papanya belum lama ini.
Savira naik ke lantai atas, melihat anaknya itu apakah sudah siap atau belum, sebab Rivan sudah datang dan sedang mengobrol dengan Raga di ruang tamu.
Usai mengetuk pintu kamar Nadila. Savira masuk dan mendapati Nadila sedang duduk di depan meja rias.
Matanya menatap bayangan mamanya melalui pantulan cermin di depannya. Tak ada rona kebahagiaan sama sekali. Yang ada bekas tangis yang ditutupi oleh Nadila.
"Kalau sudah selesai turun ya, sayang," ucap Savira dia mengusap rambut anaknya, kemudian menatap wajah Nadila melalui kaca cermin. "Kamu cantik banget malam ini," ucap Savira.
"Kalo Nadila nolak perjodohan ini, Bang Hiro serius gak bakalan balik ke sini ma?" tanya Nadila. Dia mendongak menatap mamanya.