Renata sudah tertidur pulas, kepalanya berada di atas paha Hiro ketika acara kartunya sudah selesai mereka tonton.
Nadila melirik Hiro dengan ekor matanya kemudian mendesah kesal karen Hiro hanya bersikap lembut pada Renata.
"Kenapa tiba-tiba mutusin pulang?" tanya Nadila pelan.
"Gak apa-apa," jawab Hiro.
"Aku gak suka kamu berhubungan lagi sama dia."
"Dia siapa?"
"Jangan pura-pura gak tay lah, Bang. Si cewek udik tadi, aku gak suka. Kalo emang mau pacaran, kenapa gak sama cewek yang lebih baik dari aku?"
Hiro sontak menatap wajah Nadila. Oke, ia akui jika Nadila adalah wanita yang cantik. Dengan tubuhnya yang kecil, tapi tampak padat berisi.
Bahkan lelaki normal pun akan jatuh cinta padanya jika tidak tahu bagaimana watak aslinya.
Namun … Hiro tak mengerti, mengapa dia mau jadian dengan Nadila.
"Kalian pacaran? Itu artinya kamu udah selingkuh dariku." Nadila mulai dengan perdebatannya.
