Kesakitan terbesar seirang ayah adalah ketika melihat anak-anaknya sakit parah. Namun sesedih apapun kota menangisi takdir, kita hanya mempasrahkannya kepada sang pencipta.
Di kantor Kusuma tidak bisa fokus untuk bekerja. Ia mekirkan kedua anaknya yang kini sedang sakit parah.
"Jika aku bisa menggantikan kesakitan mereka, aku rela ya Tuhan!" ujar Kusuma yang sudah banjir air mata.
"Maaf Pak, ada yang bisa saya bantu?" tanya sekertarisnya.
"Saya mau pulang, nanti tolong handel pekerjaan saya ya!" ucap Kusuma.
"Baik Pak."
Setelah itu Kusuma langsung keluar dari ruangannya. Percuma saja ia di Kantor hari ini jika fikiranya di rumah.
"Aku harus bagaimana ini, haruskah aku bercerita pada Arumi. Tapi aku tidak ingin membuat dia kepikiran," gumam Kusuma.
Lelaki paruh baya itu kini telah sampai di parkiran. Ia pun kemudian langsung masuk ke dalam mobilnya dan mebgemudikannya.