"Berisik deh elo Dit!" cerca Dita.
"Biarin, kan mulut emang gunanya buat ngomong!" sahutnya.
"Wahh lo sekarang jadi rese ya," ujar Dita.
"Rese? Dari dulu kali Ta. Lonya aja yang kemana!" ucapnya.
"Gue, ngumpwt di kolong tempat tidur," jawab Dita asal.
"Ribut mulu deh. Udah-udah, pusing gue dengernya!" cetus Chika.
"Lo kenapa sih Chik, setiap gue ribut sama Radit lo bilangnya pusing dengernya!" ujar Dita.
"Ya emang gue pusing, dengerin kalian berdua debat aja kerjaanya!" jelas Chika.
"Lo gak lagi cemburu kan?" tanya Dita.
"Cemburu? Gue, ya enggak lah. Ngapain gue cemburu sama kalian berdua!" tegas Chika.
"Ya kali aja kan elo cemburu," tukas Dita.
"Udah ah, kalau gitu terserah deh. Kalian mau debat, mau cakar-cakaran juga terserah. Gue mau ke toilet dulu!" ucapnya.
"Yaa dia ngambek."
Chika sudah keluar dari kelasnya. 'Gue cemburu? Mana mungkin gue cemburu sama Radit dan Dita, enggak lah. Itu gak mungkin'