"Dit, woyyy tungguin gue!" teriak Rara.
Rdit dan Rara saat ini tengah bersepeda keliling komplek.
"Ayo kejar gue kalau bisa!" ujar Radit.
"Rese lo ya, awas aja kalau sampai gue bisa nangkep elo!" tukasnya.
"Pasti gak bisa lah, wekk!" ucap Radit sembari menjulurkan lidahnya.
"Radit, tungguin gue." gadis itu mulai geram dengan Radit yang dengan santainya terus mengayuh sepedanya menjauh.
"Emang dasar rese ya lo!" gerutu Rara.
Radit memang belum masuk sekolah lagi. Padahal gurunya juga sudah menghubunginya berulang kali untul kembali bersekolah.
Saat ini semangatnya tengah patah. Dan Radit tidak tau apakah semangatnya akan bisa kembali lagi atau tidak.
Karena satu-satunya penyemangat untuknnya kini justru telah ia jauhi. Radit melakuan itu bukanlah tanpa alasan.
Karena yang Radit fikir adalah ini jalan terbaik untuknya memupus perasaan cintanya untuk Chika.
"Nah, lo kena lo!" ucap Rara yanf mengejutkan Radit yang tengah melamun.