Kadang, aku merasa kalau hidupku ini begitu tidak mendapatkan keadilan. Di saat semua orang membanggakan betapa bahagianya memiliki keluarga yang begitu menyayanginya.
Lalu siapa yang bisa di ia banggakan, asisten rumah tangganya yang selama ini di bayar untuk menemani dan merawatnya selama ini?
Atau siapa? Ayah yang lebih mementingkan pekerjaan dari pada menengok anaknya yang tengah sekarat di Rumah sakit.
Atau ibunya yang juga sama dengan ayahnya. Mementingkan pekerjaan dari pada anaknya.
Dan saat aku mulai menerima jalan hidupku, mulai menerima apa yang sudah di takdirkan untukku, kenapa aku juatru mencintai orang yang salah.
Di saat aku menemukan kebahagiaan dalam hidupku, menemukan sumbu kehidupanku. Tapi ternyata sumbu kehidupan itu pun juga tidak bisa selamanya aku jadikan sebagai sumber kebahagiaanku.
"Andai gue tau dari awal, gue gak akan menaruh perasaan yang lebih ke elo Chik. Gue pasti hanya akan menganggap kalau kita hanyalah sebatas sahabat saja."
