Rose And Sunset
Wonbi tidak pernah mengira bahwa dohyun memiliki kesamaan dengan dirinya, sama-sama tidak memiliki ibu. Dia pun membeli satu jepit rambut untuk ia pakai saat itu juga. Baru setelah itu ia berlari mengejar ketertinggalan dohyun.
Berbeda dengan suasana di akademi, para mahasiswa saling merasa cemas dan khawatir satu sama lain. Takut jika tahun ini akan mengalami kegagalan dan mencoba di tahun depan lagi. Selain itu, mereka juga takut jika mereka saling berpisah dengan teman yang telah mereka jalin saat ini.
Sedangkan di tempat tidur hansung dan dasong berkumpullah dasong, seonho, sungmin, dan hyunsang. Mereka sedang berdiam diri tidak tahu apa yang harus mereka lakukan saat ini. Menunggu hasil pengumuman yang belum keluar membuat mereka stress, terlebih lagi kekhawatiran seonho bahwa hansung sudah kembali ke kampong halamannya membuatnya semakin resah.
"bagaimana jika ia benar-benar kembali ke kampong halamannya?" Tanya seonho kemudian, "untuk apa dia kembali ke kampong halamannya? Sebentar lagi pengumuman akan ditempel!" kata sungmin.
"Karena takut akan dikeluarkan setelah membahayakan nyawa putra mahkota misal?" Tanya seonho lagi.
"seonho! Aku tahu kamu itu khawatir, tapi aku tidak menyangka jika kau sebegitu bodohnya dengan berkata begitu" ujar dasong.
"benar, kau ini aneh sekali. Kemarin itu kan permainan saja, dan ketua penilai juga bilang taktik bermainnya bagus. Kau tidak perlu khawatir!" pinta sungmin.
"aku tahu!! Tapi itu kan dari segi pandang kalian, bagaimana dengan segi pandangnya? Apa dia berpikir juga kalau dia sebenarnya hebat?" Tanya seonho lagi.
"iya ya? Benar juga katamu, parah juga ternyata!" Tanya sungmin dan dasong hampir bersamaan. "intinya, kita harus mencari keberadaan hansung sekarang!" seru seonho disetujui oleh dasong dan sungmin.
###
Di lain tempat, tepatnya di dalam peraduan sang raja hyunsang datang menghadap ayahnya, "bagaimana pandanganmu tentang dia?" Tanya ayahnya membuka pembicaraan, sembari menunggu dayang istana menuangkan the di cangkir mereka masing-masing.
Setelah menunggu dayang itu keluar, hyunsang akhirnya mulai menegakkan posisi duduknya dan meatap mata ayahnya. "aku minta maaf sebelumnya, aku juga baru menemui pemain pedang yang ahli dalam memainkan fokus lawan seperti dia. Diantara semua prajurit yang pernah berlatih bersamaku tidak ada yang memiliki teknik seperti dia. Sehingga, aku tidak bisa membaca arah geraknya sama sekali" jelas hyunsang.
"cari tahu tentang dia dan latar belakangnya, bagaimanapun caranya. Jadikan dia orang yang setia dan selalu berada di pihakmu" kata sang raja.
Hyunsang pun hanya bisa mengangguk mantap, "baik ayah, akan aku usahakan. Kalau begitu hamba permisi dulu" kata hyunsang menundukkan kepala dan keluar dari ruang peraduan ayahnya. Hatinya pun menjadi gelisah, ia harus merelakan peringkat satu di akademi ini bukan untuknya. Ia bahkan yakin 100 persen bahwa ia tidak bisa mengalahkan hansung untuk masa orientasi ini.
Keluar dari istana tempat tinggal ayahnya, hyunsang langsung pergi mengarah ke gudang senjata. Disana dia mempersiapkan diri untuk berlatih pedang agar keterampilannya mengalahkan hansung di pertandingan selanjutnya. Ia tidak bisa membiarkan orang lain berlama-lama di posisi pertama di atasnya. Siapapun itu, ia akan mencari cara untuk menjatuhkan posisi orang tersebut. Meskipun itu untuk saudara atau temannya sendiri, seperti dohyun misalnya.
##
Selepas dari kuil, dohyun membelikan penutup kepala untuk hansung. "kenapa kau memberikannya kepadaku? Aku tidak butuh ini, lagipula tidak ada yang mengenaliku di ibukota" wonbi mengeluh.
"sudahlah, tidak usah membantah. Ayo pakai saja!" karena paksaan dari dohyun, wonbi yang awalnya menolak pun menjadi sukarela memakainya.
"aku punya prinsip, jika aku sedang bersama wanita cantik aku harus melindunginya. Dan menutupi wajahmu dengan ini juga salah satu bentuk perlindunganku, kenapa? Supaya tidak ada pria lain yang melihat kecantikanmu selain aku, paham?" kata dohyun sambil mendekatkan wajahnya ke wajah wonbi, wonbi yang merasa didekati pria untuk pertama kalinya merasa malu dan wajahnya merona tanpa ia sadari. Melihat wonbi salah tingkah menjadi hiburan tersendiri bagi dohyun.
Akhirnya dia pun mulai melangkah lebih dulu dibandingkan wonbi, membiarkan gadisnya berpikir lebih jauh lagi. "hei, tunggu aku!" teriak wonbi di belakang sambil berlari mensejajarkan langkahnya dengan langkah dohyun.
##
Setelah keluar dari ruangan ayahnya hyunsang merasa dirinya bebas dan tak perlu menghadap siapapun lagi. Baginya, kesendirian sangatlah berarti baginya mengingat ia adalah seorang putra mahkota dan selalu dikelilingi para kasim dan dayang membuatnya merasa suntuk dan pengap. Ia butuh kesendirian dan udara bebas tentunya. Namun, ia harus melepas atribut kerajaannya jika tidak maka ia tidak akan bisa keluar dari istana dengan bebas.
Benar. Untuk saat ini, tujuannya adalah keluar dari istana dan mencari udara segar. Ia tidak punya tujuan lain selain sebuah bukit yang menjadi tempat bermainnya dengan teman masa kecilnya dulu, sebuah bukit yang menghadap langsung dataran tinggi di bukit sebelah barat kerajaan.
Dalam perjalanannya tersebut ia tidak menyangka sudah ada dua orang yang berdiri di bawah pohon yang rindang. Identitas orang pertama langsung ia ketahui bahwa orang tersebut adalah dohyun, akan tetapi tentang wanita yang bersamanya ia tidak mengenalnya.
Dalam bincang-bincangnya dohyun bersama gadis itu hyunsang hanya berdiri di belakang mengamati mereka berdua. Tak lama kemudian hujan tiba-tiba turun dengan deras mengguyur tempat itu alhasil dohyun menutup kerudung perempuan tersebut dan menggandengnya untuk diajak pulang.
Akan tetapi, tatapan mata dohyun bertemu dengan mata hyunsang. Dohyun pun berhenti seketika, sang gadis yang bersamanya menundukkan pandangannya dan merapatkan kerudung yang ia pakai.
"Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu disini" sindir hyunsang.
"aku juga, sekarang hujan. Lebih baik kita kembali sekarang" saran dohyun.
"siapa perempuan ini?" kata hyunsang membuat langkah dohyun berhenti. Genggaman tangan dohyun pada wonbi semakin mengerat, ia takut jika identitas gadis itu akan terungkap hari ini juga. Oleh karenanya, ia segera membawa gadis itu kembali ke akademi haeseok.
Sesampainya di akademi dohyun langsung membawa gadisnya pergi ke ruangan tertutup agar gadis itu punya waktu untuk berganti pakaian dan bergegas menuju aula utama agar bisa bergabung dengan teman-teman lainnya. Tak perlu waktu lama bagi wonbi untuk berganti pakaian dan berubah menjadi hansung lagi.
Hujan segera berhenti saat mereka sampai di istana, akan tetapi bekas baju basah mereka tidak bisa menyembunyikan kenyataan bahwa mereka abis keluar istana dan kehujanan. Hansung segera berjalan berdampingan dengan dohyun menuju aula utama akan tetapi terdengar suara dasong memanggil namanya dari kejauhan, hansung pun menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah belakang.
"kau dari mana saja hansung?" Tanya dasong penuh curiga, dasong bukanlah siswa bodoh. Bahkan ia bisa menebak bahwa hansung dan dohyun abis bepergian keluar istana bersama, ia bisa melihatnya dari rambut hansung yang masih basah dan baju dohyun yang basah kuyup.
"ya ampun kalian abis kehujanan!" seru seonho setelah menyusul kedatangan dasong. "kau harus berganti pakaian, dohyun" kata sungmin.
"benar, aku mau ganti baju dulu" kata dohyun. Akhirnya dia mundur dan pergi meninggalkan gerombolan temannya tersebut.
"kau dari mana saja?" Tanya dasong.
Hansung terdiam cukup lama hingga akhirnya ia memutar otak agar bisa berpikir dan mencari alasan yang tepat. "aku butuh waktu untuk sendiri dan merenung" kata hansung mencoba untuk tidak berbohong, ia benar bahwa niat awalnya adalah ia ingin keluar istana untuk melihat keadaan dan mengingat tempat mana yang pernah dulu.
"sudahlah itu tidak penting, kau tahu? Pengumuman peringkat mahasiswa sudah ditempel di papan pengumuman!" seru seonho.
"dan kau tahu? Kau berada di peringkat pertama!" seru sungmin dengan kepalan tangan yang menunjam di bahunya.
Aku? Peringkat pertama katanya? Bagaimana bisa??