Beberapa menit berlalu, kedua bidadari itu tetap pada posisinya, belum juga menyerang. Mata mereka tertuju tajam satu sama lain.
Sebenarnya, Ione merasa sedang dalam keadaan yang tidak menguntungkan. Kemampuan yang tersisa dari kekuatan Kacia hanyalah panah penjerat dan hujan pita. Menggunakan panah penjerat dengan Zita masih memegang perisai adalah keputusan yang buruk. Zita akan menggunakan kemampuan penggerak perisainya. Ia akan terbang bersama perisainya itu, seperti waktu dulu ketika dirinya dan yang lain sedangkan menyelamatkan Kacia. Zita akan menerjang Ione. Ione jadi tidak bisa menyerang dengan baik.
Kalau begitu, mengapa Ione memilih kemampuan Kacia di saat seperti ini? Itu karena Ione sendiri tidak tahu harus berbuat apa lagi. Zita begitu sulit diprediksi.
"Aah, kalau diam begini, jadinya malah membosankan lagi. Padahal, aku sudah senang kamu menggunakan serangan tak terdua seperti tadi." Zita pun menguap.