Matahari sudah terbenam berjam-jam yang lalu. Meski sudah berbaring di kasur sedari tadi, Lyra tak kunjung bisa terlelap. Matanya terus membuka dan kantuk tak juga hinggap di kepalanya.
Apa yang terjadi setelah dirinya datang ke bumi ini sungguhlah berbeda dengan bayangannya. Dulu, dia berpikir berpikir datang ke sini untuk bertarung sampai akhir, kemudian menang dan menjadi ratu. Sudah. Namun, kenyataannya, banyak sekali kejadian yang berada di luar ekspektasinya. Hal pertama yang tak diduganya adalah Rava yang membuatnya tidak bisa membunuh.
Rava, orang biasa berhati murni. Pria yang seharusnya tidak terjerumus dalam lingkaran pertarungan ini.
Lois yang berbaring di samping Lyra berbalik. Mendapati saudari angkatnya itu masih terjaga, ia pun mendesah, "Kamu memikirkan Rava, ya?"
Lyra hanya melirik Lois sekilas, tetapi wajahnya mulai dihiasi sedikit rona merah. Lyra tak mengerti, mengapa jantungnya seperti mendapat letupan kecil ketika nama tuannya itu disebut?