Di jok depan sebuah mobil, Zita mendesah-desah. Jari-jemarinya mulai bergerak menuju ke bagian di bawah perutnya. Wajahnya memerah dan matanya mulai berair. Bekas-bekas luka karena 'permainan' Aiden masih cukup terlihat jelas di tubuhnya, kendati sebagian besar sudah tertutup.
"Aiden, ayo kita lakukan lagi ...," pinta Zita dengan nada memohon. "Ahnnn ...."
Aiden yang sedang mengemudi pun terkekeh pelan. "Kamu sangat menyukainya, ya? Sayangnya, aku tidak bisa melakukannya terus-menerus kepadamu. Nanti kalau ada pertarungan, kamu jadi tidak maksimal."
Zita menarik bagian bawah bibirnya. Ekspresinya jadi seperti anak kecil yang sedih karena kehabisan permen. "Uhmmm ...."
"Lagipula, aku juga tidak bisa melakukan hal itu sepuas-puasnya kalau denganmu."
Wajah Zita makin memberengut. "Maka dari itu, kamu ingin mendatangi Medora?"