Juna terbangun dari tidur dan mendapati raina sudah tidak ada lagi di samping nya. Juna beranjak dari tempat tidur dan mengambil handuk yang berada di lantai dan mencari-cari raina
"Apa dia di kamar mandi?" Juna berjalan menuju kamar mandi tetapi tidak ada. Juna mengambil ponsel nya dan menghubungi raina
Drrrrtttt.... Drrrtt... Telfon raina bergetar di atas buffet
"Dia masih di sini"
Juna berjalan menuju dapur dan ia melihat raina sedang memasak sesuatu dan masih menggunakan kemeja juna yang kebesaran saat raina kenakan
"Hhhmm.... Seperti nya enak" ujar juna memeluk raina dari belakang
"Kau sudah bangun?" Tanya raina
"Eung.. ku kira kau sudah pulang" ucap juna
"Hhhmmm..." Ujar raina menggelengkan kepala dan membalikkan badan menghadap juna
"Aku ingin terus di sini bersama mu"
"Benarkah?? Kalau begitu mari kita lakukan" ujar juna kegirangan
"Tapi nanti setelah kita menikah" ucap raina menyentil hidung juna
"Yaahh..." Ujar juna tidak bersemngat.
"Cepat mandi sana setelah itu mari kita makan" ujar raina memerintah juna segera mandi
"Mau mandi bersama?"
Tanya juna genit
"Aku sedang menyiapkan makan untuk mu sir juna parker" ujar raina dengan mata yang galak.
"Baiklah-baiklah sayang" juna tertawa kecil dan pergi menuju kamar mandi.
Raina menyiapkan makan malam di meja dan menata piring serta sendok garpu dengan serasi
"Semoga juna suka sup iga resep dari mama ini" ujar Raina sambil tersenyum tidak salah dia mulai belajar memasak dari mama nya.
"Wahhh aroman nya sedap sekali"
Juna yang baru selesai mandi dengan rambut nya yang masih sedikit basah langsung duduk di meja makan dan mencicipi kuah sup itu
"Mmmhmm lezat sekali sayang, calon istri ku pintar memasak ternyata
Raina hanya tersenyum mendengar gombalan juna lalu mengambil handuk dari belakang kursi juna
"Rambut mu masih sangat basah"
"Biar ku keringkan"
Raina mengeringkan rambut juna yang sedang asik menyantap makan malam nya
"Terimakasih sayang" ujar juna
Raina menjemur handuk tadi dan mengambil ponsel nya
"Sudah jam 11.00 aku harus pulang" ujar raina segera mengganti baju nya
"Biar ku antar" ucap juna berdiri dari duduk nya
"Tidak perlu, aku akan pulang sendiri"
"Biar aku antar" ujar juna lagi dan mengambil kunci mobilnya
Raina diam dan menurut.
Juna berhenti di depan rumah raina kemudian membukakan pintu mobilnya, raina turun dari mobil dan memeluk juna
"Terimakasih" ucap raina
"Tidur yang nyenyak " ujar Juna kemudian mengecup kening raina. Raina melambaikan tangan dan masuk kedalam rumah nya.
Rara's pove
Aku merebahkan badan ku di tempat tidur. hari ini terasa sangat melelahkan tapi aku sangat senang bisa memasak kan sesuatu untuk juna terlebih juna menghabiskan sup nya dengan sangat lahap. Aku bersemangat untuk memasakkan nya berbagai menu nanti.
Aku membuka ponsel ku dan ingin bertanya apakah juna sudah sampai atau belum di apartement nya.
"Sir juna?" Aku mengernyitkan dahi kemudian menhapus nama itu dan mengganti nya dengan "suamiku" aku tersenyum dan mengging-gulingkan badan kesana kemari lalu menutup muka dengan bantal aku masih begitu malu
"Tapi apa yang perlu di permalukan? Bahkan kami sudah melihat tubuh satu sama lain" gumam raina
"Ahhh.... " Hela raina menatap langit-langit kamar nya. Semenjak kehadiran juna ia merasa hari-hari nya begitu menyenangkan.
Juna's pove
Aku melihat jam di tangan ku waktu menunjukkan pukul 01.00 AM
"Ternyata cukup jauh juga perjalanan dari rumah rara kesini"
"Apa aku harus membawanya cepat untuk tinggal bersama disini?"
"Hahaha... Tahan dirimu juna, baru sebentar saja kau sudah begitu merindukan nya"
Aku mengambil bir di dalam kulkas dan duduk menghadap kaca apartement ku. Pemandangan malam yang begitu indah dan menenangkan kan.
Lalu aku teringat kejadian siang tadi bentuk tubuh raina terus membayangi ku "dia sangat sangat cantik" gumam ku sambil tersenyum malu.
Aku menenggak lagi bir ku
"Aaahh... Aku rindu" ujar ku menghela nafas
"Apa dia sudah tidur?"
Aku mengambil ponsel dan mengirim kan nya pesan
"Kau sudah tidur?" Tapi tidak mendapat kan balasan.
"sepertinya dia sudah tertidur dengan pulas"
"Baiklah juna kau juga harus tidur, banyak pekerjaan menanti besok" teriak ku menyemangati diri.
Author
"Bagaimana kalau ini?" Tanya yasmin menunjukkan dress motif bunga yang sangat segar di mata jika di pakai musim semi seperti ini
"Apa ini tidak terlalu aneh ? Seperti nya ini bukan pakaian yang cocok untuk di kenakan sekarang" raina menolak dress yang di tunjukkan yasmin
"Bagaimana kalau ini"
Raina menggeleng
"Ini?"
"No... No.." tolak raina dengan menggerakan jari telunjuknya
"Lalu yasmin mengeluarkan baby blue polos tanpa lengan" raina tersenyum dan mengangguk
Yasmin memberikan dress itu dan meminta raina mengganti nya dengan segera
"Kau lebih cantik jika rambut mu di gerai" ujar yasmin sambil menyisiri rambut raina. Hari ini raina akan pergi dengan juna. Juna akan mengajak nya ke suatu tempat tapi raina sendiri tidak tahu akan pergi kemana
"Bagaimana?" Tanya raina kepada yasmin
Yasmin tersenyum dan mengangkat jempol nya
"Kau sangat cantik" ucap yasmin
Raina tersenyum lalu melihat ponsel nya yang berdering
"Sepertinya itu juna" ucap yasmin
"Eung" ujar raina mengangguk
"Halo?"
"Baiklah aku akan segera turun"
Raina mematikan telfon nya dan mengambil tas.
"Aku pergi dulu" ujar raina memeluk yasmin dan berpamitan
"Hati-hati beby, nikmati kencan mu" teriak yasmin sambil tertawa.
Raina turun dari tangga kamar nya dan berlari keluar menghampiri juna
"Sudah siap sayang?" Ucap juna membukakan pintu
Raina masuk ke dalam mobil di ikuti juna dan mereka pun melajukan mobilnya.
"Kita akan kemana?"
"Kau akan tahu nanti" ujar juna sambil mengendarai mobilnya.
Mereka tiba di lokasi penthouse mewah. Juna meminta raina menutup matanya
"Kita akan kemana juna?" Tanya Raina yang mulai heran
"Hati-hati sayang" ujar juna yang memperhatikan langkah raina dan tidak menjawab pertanyaan raina. Akhirnya raina hanya menuruti kehendak juna.
Setelah membuka pintu juna menuntun raina masuk ke dalam dan membuka matanya
"Tadaaa....." Ucap juna bersemangat
Mata raina terbelalak kaget melihat apa yang ada di depan mata nya.
"Apa ini?" Tanya nya heran
"Ini akan menjadi tempat tinggal kita nanti setelah menikah" ujar juna tersenyum
Mata raina mulai berkaca-kaca ia tidak pernah merasa sebahagia ini. Dia peluk juna dengan erat
"Aku akan membahagiakan mu" bisik juna
Juna menyapu air mata yang menetes dari sudut mata raina kemudian mencium nya.
Raina tersenyum bahagia
"Baiklah kalau begitu mari kita tes tempat ini" raina beranjak dan mulai mengecek keran air nya, kemudian berjalan melihat-lihat lemari dapur, mengecek alat pendingin ruangan ia memastikan apakah semuanya berjalan dengan lancar. Juna memperhatikan raina yang dari tadi bulak -balik di depan nya.
"Namun, apakah ini tidak terlalu besar?" Tanya raina
"Tidak juga, hanya tiga kamar" balas juna
"Namun ini terlalu besar untuk kita berdua" ucap raina
"Berdua? Pasti akan bertambah jadi tiga atau empat orang" balas juna
Raina mulai tersenyum menatap juna dengan seksama.
Juna mengambil tangan raina dan menggenggam nya
"Rara"
"Harus banyak anak demi negara"
Raina tertawa mendengar ucapan juna
"Kalau begitu dua anak tidak cukup" ucap raina
"Jadi, rumah empat kamar?" Tanya juna lagi
"Lima atau enam" bisik raina.
Mata juna terbelalak
"Ahh.. aku akan berusaha" ujar juna membusung kan dada nya.
Raina terkekeh mendengar nya.
"Kau harus bekerja sangat keras membuat nya nanti tuan Juna Parker" ledek raina. Juna tersenyum dan memeluk raina
"Terimakasih" ucap nya
"Maka jadilah suami yang baik" ujar raina tersenyum
"Baik" jawab Juna menurut.
AYO KITA SIMBIOSIS MUTUALISME, SALING MENGUNTUNGKAN SATU SAMA LAIN DENGAN LIKE N KOMEN YANG MEMBANGUN JUGA PERLU!