Ketika Cendani pertama kali berbicara, Ayuningsih merasa tidak nyaman.
Tetapi begitu kata-kata itu diucapkan, sulit untuk menunggangi harimau, jika dia memarahi nyonya istana, dia akan tampak lemah sebagai ratu.
Jika itu tersebar, dia, sang permaisuri, masih akan takut pada selir kesultanan, itu akan menjadi lelucon bagi seluruh istana dan bahkan seluruh Kerajaan Surga.
Karena itu, hari ini dia harus menunggu selir kesultanan memberi hormat padanya.
Taniasari tidak bisa menahan tawa, dan mengeluh kepada sistem, "Bahwa Cendani adalah rekan setim, bukan? Dia adalah wanita istana kecil yang berani memarahi istana secara langsung. Istana tidak memberi hormat kepada ratu, atau orang yang belum dikanonisasi. Paling-paling, orang akan mengatakan sesuatu yang sombong."
"Dan dia, seorang wanita istana kecil, memarahi istana ini dan menyinggung istana ini, istana ini sudah bisa menghadiahinya dengan reputasi yang hebat."