Beberapa hari telah berlalu. Anggasta tengah duduk dengan tenang. Ia mengamati pengunjung yang datang. Sejak kepergiannya, restoran ini tidak banyak berubah. Masih sama seperti dulu. Tempat yang sama, hanya sedikit berbeda dari segi tataletak kursi dan mejanya saja. Anggasta menyeruput minuman yang diberikan oleh pelayan.
Sebentar lagi, Anggasta akan mengelola restoran ini. Sebagai anak satu-satunya, Anggasta mempunyai banyak sekali tanggung jawab. Mengingat, semakin hari ayahnya semakin tua. Dan Anggasta mau tidak mau harus memegang semua usaha yang selama ini telah dibangun oleh ayahnya.
Sejak kepulangannya, ayahnya sudah banyak berubah. Faktor usia menjadi alasannya. Ayahnya banyak diam, apalagi Anggasta sudah mewujudkan keinginan dari orang tuanya. Sekarang waktunya bagi Anggasta untuk mengerjakan hal lain di luar belajar. Selagi melamun, tiba-tiba saja ada yang menepuk pundaknya dari belakang. Hal itu membuat Anggasta terkejut dan langsung menoleh. Ternyata, Audy datang.