"Oh iya, bagaimana dengan usul Ayah?"
Anggasta mengerutkan dahinya mendengar pertanyaan itu, "Aku belum memikirkannya."
"Kenapa? Apa kamu tidak serius dengan hubungan ini?"
"Aku serius, Sayang. Tapi, untuk saat ini aku fokus untuk membantu Ayah."
Shalomita mengerucutkan bibirnya kesal. Anggasta langsung mengelus punggung tangan kekasihnya dengan lembut.
"Kalau memang kamu serius, kenapa harus ragu?"
Pertanyaan Shalomita membuat Anggasta tidak bisa menjawabnya. Ia hanya diam sambil menatap wajah kekasihnya. Mereka berdua saling diam satu sama lain. Anggasta merasa sulit dalam keadaan seperti ini. Ia bingung dalam mengambil sikap. Tetapi dalam hatinya ia menyayangi Shalomita dan tidak ingin mengecewakannya.