Ia kembali fokus pada pekerjaannya. Tidak lama kemudian, akhirnya semua selesai tepat waktu. Sekarang sudah waktunya untuk Meysha mengemas kue yang siap untuk dijual. Memang sangat melelahkan, tetapi Meysha berusaha untuk tetap semangat di depan ibunya. Ia tidak ingin membuat Laura cemas, apalagi sampai melihatnya jatuh sakit.
Sejauh ini, toko berjalan dengan lancar. Tetapi, pendapatan yang tidak besar mengharuskan Meysha bekerja lebih keras. Hasil dari berjualan kue hanya cukup untuk keseharian keluarganya. Hutang yang masih menumpuk, terus memenuhi pikiran Meysha. Ia berpikir keras, terkadang membuat kepalanya menjadi pusing.
"Apa yang sedang kamu pikirkan?" Lucas menepuk pundaknya. Membuat Meysha terkejut dan langsung menoleh.
"Eh, Kak. Tidak, aku tidak memikirkan apa pun."
Lucas duduk, "Tidak perlu bohong. Aku tahu apa yang kamu pikirkan. Aku juga memikirkan apa yang kamu pikirkan."