"Lu akan tidur di luar sana, atau bagaimana?" Panggil Radit memiringkan kepalanya. Rambut yang basah menempel di sisi wajahnya dan aku mencoba untuk fokus mengalihkan perhatian dari kenyataan bahwa dia hanya mengenakan celana jins hitam pudar dan kalung perak di lehernya. Sekilas melihat dadanya yang bidang dan akan melupakan semua yang ingin aku katakan di sini. "Gua bisa mengambilkan Lu selimut?" Bunyi suaranya yang kasar membuat sarafku marah karena ketakutan, tetapi pada saat yang sama memaksaku untuk lebih dekat dengannya. Suaranya saja tidak cukup. Aku perlu melihatnya, dan merasakannya.