Seperti ada denting yang baru terdengar ketika keduanya sudah saling menyakinkan untuk bisa pergi dari tempat itu.
Pukulan yang tiba-tiba melesat ke arah Balqis, membuat Mahesa kalang kabut tak karuan tak harus melakukan apa.
Dia melihat wanita itu sedang berjongkok sambil memegang kepalanya. Tidak ada tangisan yang terdengar, tapi entah kenapa apa artinya merasa kalau wanita itu sedang kesakitan.
Sudah beberapa kali dia berusaha meyakinkan wanita itu untuk tetap diam tempat karena Mahesa akan seberusaha mungkin mencari obat yang di sana untuk bisa mengobati darah yang menetes dari kepalanya.
Tapi, Balqis sendiri malah keheranan karena sikap Mahesa terlalu khawatir kepadanya.
"Sebenarnya kamu ini kenapa? Kok kayak yang khawatir gitu sih? Emangnya ada apa? Ayo. Kita harus cepat-cepat pergi dari sini."
"Aku enggak akan pergi kalau belum mengobati kepala kamu yang berdarah itu." jawab Mahesa dengan yakin saat melihat darah itu semakin menetes banyak.