Tak seperti biasanya, angin seakan membawa mereka terhanyut pada cerita cinta yang tidak biasa seperti itu.
Arnaf yang sudah kenyang karena makan nasi goreng istimewa dari Balqis, semakin dibuat bahagia karena pria itu dihadapkan dan diizinkan mencintai seorang wanita yang istimewa seperti Balqis.
"Baiklah. Setelah semua ini, kamu mau apa lagi? Mau jus? Atau mau apa?" tawar Balqis sambil membereskan piring-piring itu kemudian mencucinya di wastafel.
Baru saja disadari, tatapan Arnaf tiba-tiba tertuju pada Bi Azma yang sedang memperhatikan mereka di ujung dekat piano. Wanita itu segera memberikan dua jempol kepada Arnaf dengan raut yang ceria.
Pria itu tersenyum kecil. Nampaknya, dia begitu senang karena ternyata ada orang yang mendukung mereka juga walau sebenarnya Arnaf juga tahu kalau cintanya belum bisa terbalaskan untuk saat ini.
"Eh. Kenapa diam aja? Kamu mau apa?" tanya Balqis sambil memetik jari di depan wajahnya.