Bisakah aku melihat ketulusan cinta dari mata seorang Mahesa?
Bisakah aku melihat cinta dan kehangatan dari setiap ucapan yang dia katakan seperti Mahesa?
Dan bisakah aku mendengar segala ucapan menenangkan yang datang dari dia?
Entah kenapa ketika aku melihat pria itu, aku jadi menyayangkan kenapa Mahesa tidak melakukan hal yang sama seperti dia.
Sekuat-kuatnya aku berusaha untuk melupakan pria itu, tetap saja aku tidak bisa membohongi diri sendiri kalau Mahesa adalah pria yang sudah berperan penting dan berpengaruh besar dalam kehidupanku.
Aku sudah tak tahu lagi bagaimana caranya mencintai dan melupakan cinta.
Sebab Mahesa sendiri adalah pria pertama yang telah mengajariku tentang hal itu tanpa dia sadari.
Kita sudah terpisahkan oleh jarak dan takdir yang tidak berpihak baik.
Dan tentu.
Ada rasa kesal dan sesak kenapa aku tidak bisa mendapatkan hati seorang dia? Bagaimana caraku agar bisa memahami bahwa seorang pria yang telah memberiku banyak hal tentang makna kehidupan?