Setelah membereskan seluruh barang-barang yang diperlukan seperti baju, Qur'an, buku tulis dan beberapa benda lainnya, aku bersama orang-orang ini akhirnya bersiap-siap pergi menuju Yayasan Bunda Kasih.
Wajah nek Tia dan Arkan terlihat begitu semangat sekali. Matanya berbinar indah seperti sedang membayangkan betapa indahnya kehidupan yang akan dirinya hadapi bersama sang nenek.
Aku melihat antusiasme yang begitu besar pada keduanya. Pintu yang sudah tak berkunci ini, aku sengaja membeli gembok dadakan untuk bisa menutup rapat pintunya.
Meskipun sudah tak ditempati, tetap saja aku tak akan membiarkan rumah Arkan terbengkalai tak terurus.
Mereka juga bilang akan menyempatkan diri untuk mengunjungi rumahnya ketika mereka rindu.
Karena meskipun sederhana, tetap saja rumah itu adalah rumah yang sudah menyimpan banyak kenangan indah dan menyenangkan di dalamnya.
Kenangan itu akan terus melekat di dalam hati mereka.