Pria tua itu kini masih duduk bersama Zaid dan Mahes.
Kedua anak itu sama-sama tengah mendengarkan dengan jelas bagaimana setiap nasehat demi nasehat dari kakek yang biasa disebut dengan nama Ridwan ini.
Mereka berdua memang sangat menyukai petuah dari orang yang lebih tua.
Tidak ada kata sombong dan angkuh yang menggunung di dalam hati kedua anak itu.
Meskipun tetap saja dalam diri seorang Mahes, dirinya masih dibuat penasaran dengan pernyataan yang tadi kakek itu katakan kepadanya.
Hati dia masih tak tenang seperti ada suatu hal yang sangat ia tunggu tapi dia belum paham ciri-cirinya apa saja.
Sesekali Mahes celingukan kesana kemari untuk meyakinkan dirinya sendiri. Terkadang dia juga mengingat apa kata Zaid untuk tidak memikirkan hal itu.
Tapi entah kenapa tetap saja.
Pria itu masih dibuat keheranan dengan pikirannya sendiri.
Dia ingin berusaha menepiskan semuanya, tapi sayangnya sulit dan tak bisa dilakukan.