Chereads / Boss, Please!!! / Chapter 4 - Tiga

Chapter 4 - Tiga

"Bos ayo balik!" Teriak Krystal di tengah hingar bingar musik di Club malam itu.

Krystal sebenarnya sangat tidak suka dengan tempat-tempat seperti ini. Tapi gara-gara Kaisar yang beberapa kali mabuk berat dan berakhir tak sadarkan diri disana, Krystal selaku sekretaris Kaisar mau tidak mau harus selalu menjemputnya.

"Bos, bangun bos!" Serunya sambil menepuk-nepuk wajah Kaisar. Aroma alkohol berat langsung tercium oleh hidung Krystal. Parah sih ini kayaknya si bos minum banyak banget.

"Awas ah! Ngapain sih kamu kesini, kamu kan udah resign!" Kaisar menepis tangan Krystal begitu saja. Bagus, udah mabuk masih juga ingat kalau Krystal udah bukan sekretarisnya.

"Kalau enggak di telepon juga gue ogah nolongin Lo lagi, ampun deh jadi bos kerjaannya nyusahin mulu!" Geram Krystal pelan.

"Elah bos baru saya tinggalin aja bos udah mabuk berat begini, gila sih saya enggak nyangka saya sebegitu berartinya ternyata buat bos," Krystal menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir yang hanya di balas dengan gumaman tidak jelas dari Kaisar.

Dengan susah payah di bantu oleh petugas di Club tersebut Krystal akhirnya berhasil membawa Kai ke mobilnya. Gadis itu menarik nafas berkali-kali sebelum akhirnya coba menyalakan mesin mobil Kaisar.

"Bisa Tal bisa, Satria udah ngajarin Lo dengan amat sangat baik ya kali bawa beginian aja enggak bisa," ucapnya pada dirinya sendiri sebelum akhirnya mulai mengendarai jalanan Jakarta yang tidak pernah sepi meskipun di malam hari. "Bismillah," ucapnya.

Krystal sebenarnya belum begitu lancar mengendarai mobil, belajar pun harus sekali dua kali saja itupun tidak begitu fokus. Tapi dalam kondisi urgent begini Krystal harus memberanikan dirinya. Halah, bawa mobil doang kecil. Meskipun dalam hati dia juga masih heran kenapa selama ini Kaisar enggak pernah mau pakai supir. Padahal kan enak kalau pakai supir, kemana-kemana enggak perlu nyetir tinggal duduk manis aja di belakang.

"Arghh!"

"Astagfirullah haladzim, mampus nabrak!" Krystal berteriak heboh ketika mobil yang dikendarainya tanpa sadar sudah menabrak tembok pembatas entah bangunan apa itu.

Ya gimana enggak nabrak, dia lagi asyik ngelamun tahu-tahu Kaisar yang anteng tidur dibelakang teriak enggak jelas begitu bikin Krystal yang enggak fokus jadi panik dan akhirnya malah nabrak.

"Bos sih apaan teriak-teriak, nabrak kan!" Sungutnya kesal. Padahal sih Kaisar dibelakang udah balik ke alam lainnya lagi.

Krystal melirik kiri kanan, sepi. Membuat dia jadi ngeuri sendiri dan langsung menjalankan mobilnya kembali. Untungnya benturan tadi enggak begitu keras jadi mobil masih aman. Meskipun Krystal yakin pasti sudah ada goresan disana.

"Airin..."

Krystal berdecak mendengar gumaman Kaisar, "lah pasti galau gara-gara mbaknya, kenapa Lo bos di tolak lamarannya, hahaha rasain!" Krystal tertawa kejam.

"Ai... Kenapa kamu kejam banget sih, tega."

"Ya makanya jadi bos jangan kejam-kejam karma itu berlaku bos bisa di bales siapa aja," cetus Krystal padahal mah sama sekali enggak ada hubungannya sama kegalauan Kaisar.

"Tega kamu Ai, apa kurangnya aku dibanding Seno..."

"Kenapa kamu lebih milih dia dibanding aku..."

Krystal mengangguk-nganggukkan kepalanya paham mendengar gumaman yang keluar dari mulut Kaisar. Meskipun tidak jelas tapi katanya setiap kalimat yang keluar dari orang yang sedang mabuk adalah kejujuran dari hati yang paling terdalamnya. Jadi jika didengar dari semua ocehan Kaisar, Krystal bisa mengambil kesimpulan kalau Kaisar telah diselingkuhi.

"Sabar yah bos, bos sih suka nyusahin saya diselingkuhi kan," Krystal menggeleng-gelengkan kepalanya iba.

Jaka sembung bawa itik, enggak nyambung syantik!

___

Setelah bersusah payah, Krystal akhirnya bisa membawa Kaisar sampai ke apartemennya. Meskipun di sepanjang jalan gadis itu terus menggerutu menumpahkan kekesalannya.

Sampai di kamar, Krystal langsung saja mendorong Kaisar ke atas kasur.

"Sumpah ya bos, Lo nyusahin banget," cetusnya kelelahan. Ya gimana enggak capek, dia bopong-bopong orang mabuk dari depan sampai ke apartemennya Kaisar di lantai 3. Kan lumayan juga.

"Heung," Kaisar bergumam kesal saat Krystal mencoba membuka jas yang dikenakan Kaisar.

"Diem dulu deh bos!" Pekik Krystal kesal, gadis itu terus berusaha membuka jas dilanjutkan dengan membuka sepatu Kaisar agar lelaki itu lebih nyaman. Biar pun kesal Krystal juga merasa kasihan.

"Airin..." Lagi Kaisar menggumamkan nama kekasihnya itu. Ralat sekarang lebih tepatnya mantan.

Krystal hanya bisa menatapnya iba sekaligus kasihan, "bos-bos sabar yah," ucapnya. "Saya yakin bos bisa dapetin wanita yang lebih baik lagi, tenang aja bos udah lah enggak usah galau-galau begini," seru Krystal. Meskipun gadis itu juga sadar Kaisar mungkin saja tidak mendengarkan apa yang sekarang ia ucapkan. Tapi tidak apa-apa.

"Udah ya bos, istirahat dulu," ucap Krystal lagi. Gadis itu memakaikan selimut sampai ke perut Kaisar.

Gadis itu menghembuskan nafasnya pelan, menatap wajah Kaisar yang kini sudah terlelap sepenuhnya terdengar dari dengkuran halus yang keluar dari mulutnya.

"Bos-bos kasihan banget sih," Krystal merapihkan rambut Kaisar yang berantakan lalu mengusap lembut kening bosnya itu.

Bagaimana pun Krystal sudah bersama Kaisar hampir dua tahun dan gadis itu jelas tahu bagaimana Kaisar sangat mencintai kekasihnya itu. Pasti rasanya sangat menyakitkan dikhianati oleh satu-satunya wanita yang diistimewakan dihidupnya.

Meskipun Krystal tidak tahu seperti apa sakitnya, tapi ia yakin hal ini pasti akan sama menyakitkannya seperti jika ia dikhianati oleh Satria. Membayangkan hal tersebut membuat Krystal bergidik ngeuri.

"Amit-amit yaAllah jangan sampe," pintanya.

Gadis itu kembali menatap wajah tenang bosnya. Lalu menghembuskan nafas pelan.

"Saya pulang dulu yah bos," ucapnya. Namun baru saja ia bangkit berdiri tangannya tiba-tiba saja di tahan. Krystalia menoleh dan mendapati Kaisar sudah memegang tangannya.

Krystal mencoba melepaskannya namun Kaisar memegangnya cukup keras.

"Jangan pergi... Tolong..." Meskipun pelan Krystal bisa mendengar permintaan lirih dari bosnya itu.

Krystal menatap tangan dan wajah Kaisar bergantian. Menimbang apakah harus menetap atau pergi. Sampai rasa kantuk membuat Kesytal akhirnya memilih duduk dan memejamkan matanya.

_____

"Assalamu'alaikum!" Satria mengucap salam begitu melihat Jeno sedang mencuci motor di halaman rumahnya.

Jeno mengernyitkan kening melihat Satria pagi-pagi sudah ada dirumahnya. Meski begitu pemuda itu tetap membalas salam Satria, "wa'alaikumsalam," balasnya. "Tumben kak, ngapain kesini pagi-pagi?" Tanyanya.

"Mau jemput kakak kamulah, mau ngajak jalan pagi, kan sekarang dia udah enggak kerja," jawab Satria.

Jeno kembali mengernyitkan keningnya bingung, "Kak Krystal? Enggak kerja? Wah ngaco nih kak Satria, mimpi ya semalem?"

"Apaan sih No, bener kok kamu lupa kemarin pas kita makan Krystal ngomong sendiri," ucapnya. "Udah sana panggilin Krystalnya," suruh Satria.

"Lah orang kak Krystalnya enggak ada," jawab Jeno.

"Enggak ada gimana? Lagi kemana?" Tanya Satria sekarang giliran dia yang bingung.

"Ke apartemen bosnya, semalem ada masalah kerjaan urgent katanya," jawab Jeno lagi.

Satria membelalakkan matanya. "Enggak usah bohong kamu, udah sana panggilin," lelaki itu tertawa mengira Jeno bercanda.

"Serius kak, astaga tuh tanya aja sama Ayah!" Seru Jeno akhirnya sambil menggedikan dagu ke arah Ayahnya yang baru saja keluar dari dalam rumah.

Satria buru-buru mendekat dan menyalami lelaki yang ia yakini akan menjadi calon mertuanya itu.

"Yah Krystal enggak ada?" Tanyanya.

"Ke rumah bosnya ada kerjaan penting," jawab Arya, Ayah Krystal santai.

"Nginep?"

"Iya, urgent banget kayaknya," jawab Arya sambil menganggukkan kepalanya.

"Kok diijinin?" Pekik Satria tidak terima.

"Namanya juga urusan kerjaan, lagian saya percaya Kaisar enggak akan macem-macem, kalau Krystal nginepnya sama kamu baru enggak saya ijinin," jawab Arya kejam. Satria meringis. "Udah ya saya mau berangkat kerja!" Seru Arya sambil berlalu menuju mobilnya. Ayah Krystal adalah seorang ASN yang berkerja di salah satu dinas di daerahnya.

Satria hanya bisa menganggukkan kepalanya. Pantes Krystal jutek, nular dari Ayahnya.

"Kak!" Panggilan dan sentuhan di bahu Satria menyadarkan lamunan lelaki itu.

"Apaan?"

"Sabar ya, kalau jodoh enggak akan kemana paling jatuhnya ke tangan bos sendiri," ucap Jeno. Satria menatapnya tajam.

___

"ARGHHHH!"

"KYAAAA!"

Kaisar dan Krystal berteriak hebat begitu mata keduanya terbuka dan menyadari keduanya tidur di ranjang yang sama.

Krystal segera memeriksa tubuhnya sendiri. Baju, aman. Celana, aman. Badan, aman. Gadis itu menghela nafas lega dan mengucap syukur dalam hatinya. Sampai teriakan keras disampingnya membuat ia ingin mengucap astagfirullah.

"KRYSTAL KAMU APAIN SAYA?"

Kaisar menatap Krystal dengan horor.

___

To be continued

Hai I'm back! Semoga kalian suka dengan kelanjutannya. Di tunggu vote dan commentnya. Terima kasih :)