Chereads / Boss, Please!!! / Chapter 5 - Empat

Chapter 5 - Empat

"ARGHHHH!"

"KYAAAA!"

Kaisar dan Krystal berteriak hebat begitu mata keduanya terbuka dan menyadari keduanya tidur di ranjang yang sama.

Krystal segera memeriksa tubuhnya sendiri. Baju, aman. Celana, aman. Badan, aman. Gadis itu menghela nafas lega dan mengucap syukur dalam hatinya. Sampai teriakan keras disampingnya membuat ia ingin mengucap astagfirullah.

"KRYSTAL KAMU APAIN SAYA?"

Kaisar menatap Krystal dengan horor. Menyadari jas yang semalam dipakainya sudah tidak ada, lelaki itu juga merapatkan kemeja atasnya yang tiga kancingnya sudah terbuka.

"Kamu ngapain saya?" Kaisar kembali memekik, mengulang pertanyaannya tadi. Matanya semakin melotot menatap Krystal.

Krystal mendelik melihat kelakuan bosnya itu.

"Bos ngarep saya apain sih? Emangnya saya bisa ngapain bos?" Balas Krystal enggak terima. Demi apa sih ini kenapa jadi bosnya yang rempong begini. Krystal yang cewek aja adem-adem aja tuh.

Kaisar mengerucutkan bibirnya mengambil jarak jauh dari Krystal.

"Ini jas saya kemana? Terus kancing baju saya kenapa pada lepas begini? Kamu grepe-grepe saya yah?" Tuduhnya tanpa ampun. Lelaki itu menatap Krystal ngeuri.

Krystal membelalakkan matanya tak percaya mendengar tuduhan yang kini diarahkan kepadanya. Padahal dia ngelakuin itu semua biar bosnya tidur senyaman mungkin. Untung aja dia enggak buka celana itu si bos.

"Bos enggak usah aneh-aneh yah, bos tuh harusnya berterima kasih udah saya tolongin ini malah nuduh saya yang bukan-bukan, bos pikir saya cewek apaan. Hah? Bos telanjang geletak di depan saya aja, saya mah enggak minat," Cetus Krystal menumpahkan kekesalannya sambil melengos.

Sekarang giliran Kaisar yang dibikin melongo oleh Krystal. Tubuhnya yang menegang mendadak melemas, begitu juga dengan tatapan tajamnya yang kini berubah menjadi sendu.

Melihat hal itu Krystal mengernyit bingung. Ini dia loh yang baru di tuduh macem-macem kenapa sekarang jadi bosnya yang galau begitu. Kan aneh.

"Saya seenggak menarik itu yah?" Kaisar bertanya lirih, menatap Krystal dengan pandangannya yang kini menyiratkan kesedihan.

"Ya iyalah bos, saya kan udah punya Satria yang luar biasa, enggak mungkin lah saya tergoda sama bos yang cuma ampas kopi," celetuk Krystal tanpa dosa.

"Huaaaaaaa...."

"Lah bos..." Krystal membelalakkan matanya tak percaya melihat Kaisar yang saat ini sudah meraung, menangis tanpa mengeluarkan air mata. Gadis itu mengernyitkan keningnya bingung.

"Huhu..." Kaisar makin menjadi. Krystal kaget bukan main. Kaisar yang selama ini selalu memasang image bos yang keren, cool, tegas mendadak menjadi menye-menye begitu.

"Bos aduh bos, bos jangan nangis dong bos elah baru dikatain ampas kopi aja udah nangis, becanda bos becanda," seru Krystal jadi panik sendiri. Ini kenapa Kaisar jadi nangis enggak jelas begini sih. Untung aja apartemen Kaisar kedap suara.

"Saya enggak nangis di katain ampas kopi, saya emang item mau dikatain malika juga enggak apa-apa, saya sedih saya enggak menarik pantes Airin nyelingkuhin saya," curhat Kaisar.

"Tuh kan saya juga mikir pasti bos diselingkuhin!" Cetus Krystal.

Kaisar mendelik. "Maksud kamu saya pantes buat diselingkuhi?"

Krystal meringis. Wajah Kaisar kembali menyendu.

"Bos stop bos! Jangan nangis lagi!" Pekik Krystal kedua tangannya terangkat seolah menahan Kaisar yang bersiap untuk menangis.

"Tapi saya sedih Krystal saya juga manusia biasa saya bisa galau saya bisa nangis," ucap Kaisar sambil menunjuk dirinya sendiri, seolah memperlihatkan segala kelemahan yang dimilikinya.

Krystal mengangguk-nganggukkan kepalanya mengerti.

"Kenapa Airin tega sih sama saya, kenapa dia bisa selingkuh sama sahabat saya sendiri, saya kurang apa Krystal, kurang apa?" Curhat Kaisar. Selama ini dia selalu melakukan yang terbaik untuk hubungannya bersama Airin, tapi rupanya gadis itu malah membalasnya dengan hal yang sangat menyakitkan. Membuat ia bingung sendiri salahnya dimana.

Krystal menggelengkan kepalanya polos, "ya mana saya tahu bos saya kan bukan mbak Airin," ucapnya.

"Apa gara-gara saya enggak menarik seperti kata kamu tadi?" Cetus Kaisar sambil menatap Krystal tepat.

Krystal mendecak, bingung harus menjawab bagaimana.

"Bos gini yah bos kalau menurut saya mbak Airin berani selingkuh karena bos makin kesini makin buluk, sadar enggak sih bos? Iya sih perusahaan lagi maju-majunya, otomatis penghasilan bos juga makin melimpah dan bos makin sibuk. Tapi sesibuk-sibuknya bos bos harusnya tetep bisa merhatiin penampilan bos sendiri, ini rambut udah mulai gondrong, kumis mulai tumbuh, muka kucel, kulit hitam tidak eksotis, hidung pesek dari lahir, ya gimana mbak Airin enggak kabur cari yang beningan orang bosnya aja begitu," ujar Krystal memberikan pandangannya tentang Kaisar belakangan ini yang mungkin saja menjadi alasan Airin memutuskannya. "Padahal nih ya bos,   bos itu tinggal di rawat sedikit udah mirip Kai Exo bos yang boyband Korea itu, tau kan bos yang ganteng, keren dan seksi," sambung Krystal dengan antusias mencoba meyakinkan Kaisar.

Kaisar tampak berpikir mendengarkan ocehan Krystal yang lebih seperti kalimat hinaan, untung aja dibilang mirip Kai Exo jadi Kaisar enggak jadi ngamuk.

"Terus kalau udah begini saya harus gimana dong?" Tanyanya pada Krystal lagi. Biar pun kadang Sekretarisnya itu kalau ngomong suka enggak disaring, tapi sarannya selalu manjur itu kenapa susah buat Kaisar kalau harus melepas Krystal dari pekerjaannya.

Krystal mendecak gemas, "ya berubah lah bos, perawatan lagi, nge-gym lagi, yah pokoknya berubah kayak bos yang keren dulu, jangan buluk begini!" Seru Krystal ngegas. Kesel banget enggak sih punya bos begini?

"Emang kalau saya berubah Airin bakal balik sama saya?" Tanya Kaisar tidak yakin.

Krystalia menganggukkan kepalanya pasti, "percaya sama saya mbak Airin itu cuma lagi khilaf saya yakin dia masih cinta sama bos, dia pasti bakalan balik lagi sama bos."

Kaisar tersenyum tipis membayangkan Airin kembali bersamanya. Sebelum akhirnya lelaki itu mengangkat kepalanya dan menatap Krystal.

"Kalau begitu kamu bantuin saya berubah yah? Kamu enggak jadi resign kan?"

Krystal membelalakkan matanya, gadis itu menepuk jidatnya pelan seolah baru disadarkan dari suatu hal.

"Lah iya gue kan udah resign ngapain juga gue masih disini," gumamnya pada diri sendiri. Gadis itu bangkit berdiri mengambil tasnya dan menatap Kaisar. "Maaf maaf ya bos kalau masalah itu saya beneran mau resign, jadi saya enggak bisa bantuin bos lagi ini terakhir kalinya saya bantuin bos," serunya dengan tegas.

"Loh Krystal enggak bisa gitu dong, please lah kamu jangan begini, saya masih butuh jasa kamu tahu," pekik Kaisar frustasi, udah ditinggalin pacar eh mau ditinggalin sekretaris juga. Kurang menderita apa coba hidupnya.

Krystal menggelengkan kepalanya keras, "enggak bisa bos, keputusan saya udah bulat saya udah capek direpotin bos terus, jadi... BYE!"

Krystal berjalan meninggalkan Kaisar. Kaisar yang tersadar langsung bangkit berdiri dan mengejar gadis itu.

"Kryatal tunggu dulu dong!"

"Apalagi sih bos udah ah enggak usah bujuk-bujuk saya lagi!"

"Ayolah Krystal jangan begini, kamu itu yang paling bisa saya andalkan diperusahaan saya."

"Bodo amat bos saya enggak peduli!"

"Krystal kamu enggak kasihan sama saya apa? Kamu tega ninggalin saya kaya Airin?"

"Lah bos apa hubungan...." Ucapan Krystal terhenti begitu ia membuka pintu apartemen Kaisar dan mendapati sosok jangkung dan tampan sudah berdiri disana.

"Krystal ayolah kamu jangan gini dong tolong, kamu..." Kaisar ikut menghentikan ucapannya begitu ia menyadari Krystal sudah terdiam seperti patung. "Loh Lo ngapain disini?" Tanyanya pada cowok yang berdiri tegak di depan apartemennya.

"Gue ngapain? Ada juga Lo yang ngapain, Lo ngapain pacar gue hah?" Lelaki yang tak lain adalah Satria itu langsung maju dan menarik kerah baju Kaisar. Melihat lelaki itu keluar dengan kemeja yang berantakan membuat Satria mulai berpikiran macam-macam.

"Apa? Berani Lo sama gue?" Eh Kaisar malah nantangin. Enggak ada takut-takutnya.

"Udah udah apaan sih!" Krystalia buru-buru memisahkan Satria dan Kaisar sebelum aksi tonjok menonjok benar-benar terjadi.

"Kamu diapain sama dia? Kamu enggak kenapa-kenapa kan?" Satria menatap Krystal khawatir. Lelaki itu menyentuh wajah Krystal memperhatikan.

"Enggak kenapa-kenapa kok, aku baik-baik aja, kamu tenang aja," ucap Krystal sambil tersenyum menenangkan. Satria menghembuskan nafas lega.

"Aku takut banget kamu diapa-apain sama dia, untung kamu enggak apa-apa," ucap Satria lagi.

Kaisar mendengus, "heh gue bukan Lo ya yang suka main cewek!"

Krystal dan Satria kompak memelototinya.

"Maksud Lo apa? Lo ngajak ribut?" Satria kembali maju menghadap Kaisar.

"Ayo gue sih siap!" Seru Kaisar. "Gue tahu yah bobroknya Lo kayak gimana, Krystal aja yang bego masih mau bertahan sama playboy sok artis kayak Lo!" Kaisar menunjuk tepat di dada Satria, membuat Satria jelas naik pitam.

"Lo..."

"Udah udah kamu enggak usah ladenin dia!" Seru Krystal langsung menarik Satria menjauh. Kini gadis itu yang berhadapan langsung dengan Kaisar. Ia menatap Kaisar tajam.

"Bos..."

"Apa?" Tanya Kaisar menantang. Songong emang.

"Enggak usah ikut campur hubungan saya, urusin aja pacar bos yang selingkuh!" Pekik Krystal dengan tajam sebelum akhirnya menginjak kaki Kaisar dengan keras.

"ARGHHHH! KRYSTAL"

"Gilaa!"

"Sakit anjiiiir!"

Krystal tidak mempedulikan Kaisar yang memekik kesakitan. Gadis itu menggandeng tangan Satria dan membawa kekasihnya itu menjauh dari sana.

"Kok kamu tahu sih aku ada disini?" Tanya Krystal.

"Ya, siapa lagi sih yang selalu menyabotase kamu dari aku kalau bukan si Malika itu," cetus Satria. Krystal terkikik geli mendengarnya. "Lagian kamu ngapain sih masih sama dia katanya udah keluar," sambung Satria dengan nada menyindir.

"Dia lagi ada masalah, aku bantuin dia buat terakhir kali kok," jawab Krystal. "Udah ah enggak usah dibahas capek aku, mending sekarang kamu temenin aku ke salon yuk!" Ajak Krystal dengan antusias. Matanya mengerjap-ngerjap lucu.

"Enggak ah yang males aku kamu kalau udah di salon kan lama," tolak Satria.

Krystal cemberut, "padahal aku pengen potong rambut mau buang sial," gumamnya.

"Eh yaudah ayok aku anterin, fix kamu harus potong rambut biar enggak digangguin sama manusia itu lagi!" Seru Satria berubah pikiran dengan cepat. Krystal tersenyum senang.

Alhasil keduanya pun pergi menuju salon, dan Krystal benar-benar memotong rambutnya.

"Bye bye Kaisar! Eh salah bye bye kesialankuuuu!"

To be continued

Haaaay guys! Aku balik lagi dengan Krystal dan Kaisar. Jangan lupa vote dan commentnya yaaaaa

Terima kasiiiiih

Btw sorry kalau nangisnya Kaisar aneh banget wkwk aku enggak tahu suara cowok nangis tuh nulisnya begimana yaaaa