" Dia akan menguasai semuanya, dia akan menghancurkan segala yang dia temui. Semua yang terpilih akan mati kecuali the Savage."
" Hyeka?" Dave mengguncang tubuh Hyeka dengan keras, pangeran itu tampak seperti orang kesurupan. Suaranya berbeda dari dia yang biasanya.
" Hyeka, kau kah itu." Yang diajak bicara tersenyum.
" Kenapa Kak? Kenapa semua orang melihatku?" Hyeka bingung dengan tatapan penuh tanya semua orang
" Apa kau sering seperti ini?" Tanya Venus
" Oh ...apa tadi aku bicara sendiri dan suaraku terdengar aneh? Apa yang aku katakan?"
" Dia akan menguasai semuanya, dia akan menghancurkan segala yang dia temui. Semua yang terpilih akan mati kecuali the Savage...." Arest
" Oh..berarti kita semakin dekat. Jika aku sering mengatakan the savage berarti orang itu semakin dekat." Hyeka
" Siapa itu...the Savage?" Arest
" Yang ditakdirkan memusnahkan semuanya, sesuai ramalan. Kau, Arest." Thunder
Semua terdiam karena ucapan Thunder, mereka terdiam karena penuh keraguan. Antara percaya atau tidak. Bahwa raja mereka Arest adalah harapan yang selama ini diharapkan. Benarkah? Tapi melihatnya sekarang, mereka sulit percaya bahkan Arest sendiri.
Para Guardian, Jumi, Chaterine, Orde dan Gi Ai memilih rapat di ruangan lain.
" Bisakah kau jelaskan Jumi apa yang dikatakan Hyeka barusan?" Chaterine
" Aku tidak tau apa yang dibicarakan Hyeka Chaterine. Percayalah, aku tidak tau apapun selain ramalan yang kita yakini selama ini. Arest si keturunan terakhir akan mengalahkan Evost. Itu saja, tidak lebih dan tidak kurang."
" Aku memang tidak mengenal anak itu dengan baik, tapi dengan melihatnya saja, aku bisa melihat anak yang cerdas, gigih dan memiliki bakat. Dia tidak akan berbicara seperti itu jika tidak ada sebabnya."
" Gi Ai, kau tau aku kan? Coba jelaskan pada Chaterine karena sepertinya di mulai mencurigai sesuatu tanpa sebab yang jelas."
" Gi Ai, kau sama dengan ku kan? Kau pasti memikirkan hal yang sama kan?" Gi Ai mendesah berat melihat tatapan berapi Chaterine yang meminta dukungan penuh. Dia tidak bisa mengingkari bahwa Chaterine benar, Jumi sangat mencurigakan. Tapi di satu sisi dia juga menyadari sesuatu, siapa peramal cahaya itu tidak lagi penting saat ini karena Hyeka sudah memberitahu semuanya.
" Kau mungkin saja benar Chaterine, tapi menurutku sekarang siapa peramal cahaya yang sebenarnya tidak lagi penting, kita sudah memiliki isi ramalan seutuhnya. Yang harus kita lakukan sekarang adalah menemukan Zerro dan segera mendapatkan pintu elementnya, jika tidak maka mungkin Evost bisa lebih dulu dari kita." Gi Ai berusaha bersikap bijaksana.
" Gi Ai, benar Chaterine. Kita sebaiknya bergegas atau kita kan terlambat." Orde
" Aku tidak tau apa yang kau sembunyikan Jumi, tapi aku yakin apapun yang kau putuskan adalah hal terbaik untuk keselamatan semua orang. Hanya saja aku ingin bilang...memikul tanggung jawab sendiri bukan hanya terasa sangat berat karena kau sendirian tapi juga akan lebih cepat mencapai keputusasaan. Jika kau berbagi dengan orang lain, bukan hanya akan terasa lebih ringan tapi juga akan lebih mudah menemukan jalan keluar, karena saat pikiranmu buntu kau punya orang lain yang bisa ikut berpikir dengan sudut pandang yang berbeda." Gi Ai menepuk lembut bahu Jumi, yang artinya bahwa dia percaya dan mendukungnya.
" Kita tidak bisa terlalu lama ada disini, anak-anak akan khawatir Chaterine."
" Ya Orde kita sebaiknya keluar."
" Arest!" Chaterine memanggil putranya, terasa sangat merindukannya. Entah kapan dia terakhir kali memeluk putranya itu dengan hangat. Sekarang mereka justru terasa seperti orang asing.
" Bisa ibu bicara denganmu dulu Arest?"
" Hmmmm..." Arest mengangguk.
" Maksud ibu, kita berdua..."
" Ibu bisa mengatakannya disini, mulai sekarang mereka berhak tau semua tentangku ibu." Chaterine menarik nafas dalam sambil terpejam, dia tidak sedang ingin berdebat, lelah.
" Kami sudah berunding dan memutuskan melanjutkan perjalanan mencari Zerro. Siapapun boleh ikut dengan suka rela atau jika ada yang keberatan boleh meninggalkan rombongan ini. Dan kau Arest..." Chaterine memeluk Arest dengan erat.
" Tidak ada yang berubah sayang, kau masih tetap putra ibu, dan ibu sangat khawatir. Oh Arest..." Arest membalas pelukan ibu angkatnya itu. Jujur, dia juga sangat rindu pelukan ini. Pelukan itu dulu terasa hangat tapi setelah identitasnya sekarang, pelukan ini terasa sangat dingin.
" Ibu yakin padamu nak, ibu percaya kau akan melakukannya dengan baik. Ramalan tidak akan ada jika itu tidak terjadi, dan seseorang yang terpilih pasti adalasannya. Jika itu kau, berarti tidak akan ada orang lain yang mampu." Kalimat itu seperti sihir yang terdengar di telinga Arest. Cukup memberikan kekuatan untuknya.
" Pangeran tanpa darah? Satu-satunya pangeran disini selain Arest hyung adalah Hyeka Hyung. Dia anak dari raja Ulemus, apa itu berarti Hyeka hyung adalah Pangeran tanpa darah? Tapi kenapa disebut pangeran tanpa darah, apa dia tidak memiliki darah?" Ocehan polos Gase memecah dalam keheningan, dan menarik perhatian semua yang mendegar itu barusan. Bahkan Chaterine dan Arest menyudahi pelukan mereka.
" Hahaha...bukan. Aku bukan pangeran tanpa darah, pangeran tanpa darah hidup sebagai parasit di tubuh orang lain. Dia disebut pangeran tanpa darah karena bukan keturunan raja tapi diangkat menjadi pangeran karena kekuatannya yang melegenda. Dan disebut pangeran tanpa darah juga karena sebenarnya dia sudah mati, dan hidup di dalam tubuh yang bukan darahnya. Kita harus menemukannya karena dia satu-satunya yang tau jawaban dari ramalan itu, bangunkan dia yang tertidur dengan darah si parasit." Hyeka tersenyum, lagi. Dengan sangat manis.
" Sepertinya kau banyak tau ya. Apakah semuanya berkat Sean, siburung peliharaanmu itu? Dan kau pikir aku akan percaya dengan semua yang kau katakan, aku akan terus mengawasimu." Illo
" Ya, aku pikir orang yang paling mencurigakan disini adalah Hyeka. Bagaimana dia tau semuanya, mewakili darimana dia berasal." Venus
" Hahaha...jangan buang waktu kalian untuk mencurigai aku. Kalian harusnya merasa beruntung memiliki aku, karna aku punya informasi apapun yang kalian inginkan." Mereka mungkin lupa, tapi Hyeka adalah anak raja dengan kata lain dia adalah pangeran. Dan pangeran selalu dapat apa yang dia inginkan, mereka juga lupa bahwa Hyeka satu-satunya Controller yang mengetahui silsilahnya. Itu artinya dia dilayani sangat baik sebagi seorang pangeran oleh Guradiannya. Dan seorang Guradian untuk seorang Pangeran pasti bukanlah sembarangan.
" Apapun?" Oska
" Apapun." Hyeka
♣♣♣♣♣
" Kau yakin disini?" Geca terlihat bingung dengan lokasi yang diberikan Zord. Terasa sangat sepi.
" Hutan ini punya hawa yang aneh, padahal bukan hutan magis tapi hawa ini seperti..."
" Sebenarnya kau bawa kita kemana?"
" Tenanglah Geca, bukan aku yang menuntun kita kesini, tapi hutan ini yang membuat kita disini."
" Maksudmu kita tidak berada di tempat yang seharusnya?"
" Entahlah, yang pasti jangan berkedip sekalipun. Buka matamu dan lihat baik-baik, entah siapa itu tapi yang pasti dia orang yang kuat hingga mampu menggiring kita kesini tanpa kita sadari."
" Apa itu berarti...itu...Zerro? Hanya Zerro yang terkuat dipegunungan ini, berarti itu dia kan?" Geca dan Zord saling berradu punggung agar kewaspaan mereka maksimal, dan mengitari situasi searah jarum jam. Jujur saja, untuk pertama kalinya Zord merasakan rasa takut yang tidak bisa dijelaskan.
Sementara itu tidak jauh dari sana, Arest dan rombongannya mulai bergerak melakukan perjalan.
" Kenapa kau terus diam Arest?" Dave berbisik ketelinga Arest sambil mengimbanginya berjalan.
" Aku tidak nyaman dengan ini Kak." Thunder, Illo, Aron dan Venus melirik Arest karena suaranya.
" Kenapa? Apa soal mereka yang juga tidak menerima mu?" Arest mengangguk lesu. Dave membalasnya dengan tepukan hangat di bahu.
" Heiii..aku bersamamu. Tenanglah, semua ini pasti akan berakhir. Seperti kata Ibu Chaterine, pasti ada alasan istimewa jika takdir memilihmu."
" Terimakasih Kak."
" Alpha?" Jumi nyaris saja menjerit melihat Alpha yang tiba-tiba muncul tanpa sebab tepat di depan wajahnya.
" Apa yang kau lakukan di..."
" Berhenti! Hewan-hewan memberitahuku, pergi tinggalkan hutan ini Bu. Zerro sudah menunggu kalian."
" Kau meninggalkan Wintawoods?"
" Maafkan aku ibu, tapi kalian bisa mati jika aku terlambat sebentar saja."
" Oska, Gase kembali ke Wintawoods." Oska dan Gase mengangguk patuh dan segera melakukan teleport.
" Cepat ibu, cepat. Sebelum terlambat kita harus tinggalkan tempat ini sekarang." Alpha berteriak
" Alpha." Jumi membentak
" Jelaskan pada ibu dengan benar, apa maksudnya Zerro sudah menunggu kita?"
" Cakranya..." Thunder mengayunkan tangannya dan memperlihatan aliran cakra yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Menyelimuti setiap tanah yang mereka pijak.
Seolah tau mereka sudah menyadari sesuatu, sekeliling hutan berubah tandus dan berangsur menerpakan hawa panas. Illo, Alpha dan Venus mulai merasa sesak hingga jatuh berlutut. Element ini berlawanan dengan mereka. Mereka mengerang kesakitan.
" Tinggalkan hutan ini sekarang!" Teriak Alpha lagi
" Dave. Dunia salju." Perintah Jumi, untuk mengimbangi panas karena hanya Dave yang bisa bertahan.
" Illo, Venus bernapaslah." Thunder
" Kak Dave, bisa kau buatkan balok es raksasa untukku?" Meski Dave tidak mengerti apa rencana Aron, tapi entah kenapa dia menuruti permintaan adek barunya itu.
" Hiaaaaaa..." Aron lebih dulu, mode controller. Dia mengeluarkan api dan memelehkan balok es yang diciptakan Dave. Es itu mencair dan menghasilkan air.
" Kakak." Illo dan Venus segera mengerti. Mereka bekerjasama, Illo menciptakan hujan dan Venus meniupnya ke segala arah.
" Lindungi hewan mu Alpha. Mereka tidak akan tahan dengan kondisi ini." Illo
" Arest tetap di belakangku." Dave
" Siapa mereka ibu? Bagaimana mereka tau nama ku?" Alpha
" Cerita nya panjang Alpha, sekarang kita harus selesaikan ini dulu."
Venus menghentakkan kakinya, menciptakan gelombang angin yang menghempas kesegala arah, ini berguna untuk melepaskan cakra yang mengelilingi mereka. Ternyata bekerja, iklim gurun yang barusan gersang, berangsur berubah ke iklim hutan sesungguhnya, udaranya sejuk, tanaman hijau dan basah. Bersamaan itu Dave menyadari sesuatu, seseorang baru saja bermain liusi dengan mereka, dan seseorang yang bisa menciptakan ilusi yang terasa amat nyata itu berarti memiliki kekuatan yang patut dipehitungkan.
" Ada apa Kak?" Arest sangat jelas melihat wajah khawatir Dave, itu berarti bahaya besar sedang menunggu.
Aron menebarkan api birunya searah jarum jam, untuk melihat adakah orang yang bersembunyi dan mengawasi mereka. Thunder pun dengan sigap membuat portal perlindungan.
" Illo, badan mu belum pulih betul. Kau harus menghindari pertarungan." Gi Ai terlihat ikut khawatir.
"Tenang pak tua, aku bisa meyembuhkan diriku sendiri." Yah kalau kalian tidak lupa Illo adalah God water, airnya bisa melakukan apa saja. termasuk memulihkan kekuatan dan mengobati. Hanya saja Illo memiliki air terlalu murni, dia lemah jika suhu diatas 80 derajat celcius. Bahkan bisa mati, karena kekuatannya akan menguap bersamaan air saat terpapar panas.
" Thunder." Gi Ai berharap Thunder sependapat dengannya
" Berhenti mengurus orang lain Guardian." Thunder membentak
" Apa kalian sadar kita sedang dimana? Waspada, cukup jaga dirimu sendiri agar tidak terluka jangan jadi beban." Tambahnya, Arest pun tertunduk cepat. Merasa bahwa dialah beban semua orang.
" Thunder, cukup. Bersikap sopanlah kepada ayahku. Jika orang yang membesarkan kalian tidak ada artinya untuk mu, tapi buat ku itu berbeda. Mereka bukan sekedar Guardian, mereka orang tua kita, paham?"
" Heh...jiwa lemah. Bagaimana hati seperti itu bisa melindungi Arest?" Illo tersenyum, sangat meremehkan.
" Apa kau sadar arti melindungi sebenarnya Kak, saat kau melindungi sesuatu berarti kau harus siap kehilangan karena melindungi butuh pengorbanan. Kami bukan tidak menghargai Guardian yang membesarkan kami. Tapi kita dibesarkan dengan cara berbeda." Ucap Venus
" Jika kau dibesarkan dengan rasa patuh dan perintah untuk apa yang harus kau lakukan. Kami diajarkan untuk memikirkan dengan baik apa yang harus kami lakukan. Membunuh Guardian kami bukanlah sebuah kesenangan tanpa alasan, tapi sebuah pilihan agar bisa melindungi Arest dengan baik. Karena saat controller menjadi seorang Guardian, level Guardian akan naik dan lebih kuat. Dan satu-satunya cara agar controller menjadi GUardian adalah...seperti kita semua tau. Membunuhnya" Thunder terlihat sangat tidak mempunyai hati saat mengucapkannya.
Guardian kebanyakan lahir dari orang-orang suci seperti peramal cahaya, teleport, dan healing. itu kenapa levelnya dibawah controller, mereka melindungi dengan cara menghindar bukan bertarung. Contohnya mengetahui apa yang terjadi, membuat portal tak terlihat, teleport dan meyembuhkan. Sementara controller memiliki kekuatan untuk melakukan itu semua tapi juga siap untuk batle, bertarung.
" Aku tidak membenci mu Kak (Dave), tapi mereka benar. Masalah Guardian kami sangat sadar dengan kondisi mereka, hingga mereka menyerahkan hidupnya." Tanpa alasan Dave sangat marah, dan merubah mode dengan figth. Jumi menutup mata Dave yang terlanjur siap.
" Dave..." Jumi memeluknya.
" Gi Ai sekarang." Jumi berteriak sekali lagi dan....SLUFFFHHH
Saat membuka mata Dave mendapati dirinya berada di depan sungai indah penuh bunga dan udara sangat menenangkan. Ada taman lengkap dengan tempat istirahat yang terbuat dari sutra dan bulu angsa dengan tinkat kelembutan super. Sesaat mata Dave terpana.
" Kak Dave kenapa kau disini?" Gase
" Gase? Oska?" Dave tersadar bahwa dia berada di Wintawoods.
" Bukankah seharusnya kau bersama Arest?" Tambah Oska
" Ayah?" Dave mendapati wajah ayahnya. Dave marah untuk pertama kali.
" Tenang Dave."
" Kenapa ayah melakukannya, kenapa ayah membawaku kesini?"
" Kamu ceroboh, cepat emosi, lalai, terlalu melibatkan perasaan dan mudah terpancing siapapun. Bagaimana sikap seperti bisa melindungi Arest, kamu mengeluarkan cakra mu beserta pikiran yang lemah, apa kau tidak pernah berpikir Zerro ada di sana dan bisa memanfaatkannya?" Dave jatuh berlutut. Menyesal, merasa buruk.
" Jika tidak segera dipisahkan kalan akan saling membunuh."
" Kak kau tidak apa-apa?" Gase
" Anda juga ceroboh pak tua." Oska, Gi Ai sedikit terkejut sekaligus tidak mengerti. Tapi dia tetap tenang, seolah dia tidak tertarik dengan apa yang dimaksud Oska barusan.
Meski baru bertemu Arest, tapi Oska menyadari satu hal yaitu betapa dekatnya Arest dan Dave. Memisahkan keduanya bukankah itu menghancurkan mental Arest, Si payah itu tidak punya siapapun yang mendukungnya selain Chaterine dan dua orang ini, Dave dan Gi Ai. Meninggalkan Arest di tengah yang orang tidak menyukainya sendirian, pasti akan membuatnya sedih.
" Oska, tolong tinggalkan kami berdua." Kata Dave, lemas.
" Nama besarnya ternyata hanya legenda, kekuatannya pun hanya teleport dan menyembuhkan. Dan dia jadi Guardian?"
" Oska...ku mohon. Pergilah tinggalkan kami."
*****
" Apa yang terjadi Zord? Kenapa dengan hutan ini?"
" Sepertinya kita sudah masuk ke daerahnya."
" Siapa?"
" Zerro."
" Kau serius?" Gheca merasakan ketakutan tiba-tiba.
Sementara itu Zord berusaha melakukan telepati untuk memanggil pasukan arwah. Arwah tidak berilusi, tidak mungkin di hipnotis dan Zord menyafdari itu. Tapi dia lupa bahwa telepati menggunakan pikiran yang fokus dengan konsentrasi tinggi. Masalahnya, Zerro terlalu ahli dalam pikiran.
" Zord apa yang kau lakukan?" Gheca mendorong Zord agar bisa merusak konsentrasinya.
" Jangan lakukan itu..."
" Ini satu-satunya agar kita selamat."
" Tidak Zord kau hanya mempercepat kematian kita."
Oh ternyata Gheca benar, pikiran mereka segera dirasuki, ingatan-ingatan buruk yang paling mereka takuti terlihat nyata di depan mata. Itu cukup ampun membuat Zord gemetar, ingatan tentang bangsanya yang dihabisi dan disiksa. Keluarganya, rajanya, shabat bahkan guru yang sangat di cintainya. Sedangkan Gheca melihat tubuhnya di hina oleh semua orang yang melihatnya, Gheca tidak menyadari bahwa itu ketakutan terbesarnya. Setelah melihatnya, barulah dia merasakan sakitnya hinaan orang-orang tentang dirinya.
Ingatan, ketakutan dan kesedihan silih berganti muncul dan menyiksa. Semakin lama semakin menakutkan, bahkan Gheca mengerang sambil menangis. Begitu juga dengan Zord juga kalah dengan pikirannya hingga berguling di tanah seraya memegang kepalanya.
Tapi kemudian semua ilusi itu hilang perlahan, Gecha dan Zord segera berdiri mengumpulkan kekuatan mereka. Saat mereka mereka sadar mendapi kemlompok Arest berdiri di depan mereka. Di suatu tempat entah dimana, yang terkena cahaya hanya separuh wajahnya dimulai dari pertengahan hidung hingga dagu, sehingga tidak dapat melihat matanya apalagi wajahnya. Bibir itu tersenyum, licik.
" Ibu, mereka...siapa?" Arest lebih dulu menyadari, kemudian diikuti yang lainnya
" Berdiri di belakang ibu Arest."
" Kita kedatangan tamu Hyung." Aron
" Hahaha...hanya semut kecil tinggalkan mereka. Itu hanya membuang waktu kita." Hyeka
Ucapan Hyeka barusan sangat menyinggung Gheca, gadis api yang sudah berubah serba biru itu memamerkan apinya.
" Oh...ternyata klannya Aron." Thunder tersenyum, sedikit mencibir memang
Mereka sibuk melihat tamu tidak diundang, hingga tidak menyadari seseorang bersaha masuk kedalam pikiran mereka. Di mulai dari yang terlemah, atau lebih tepatnya dibuat lemah. Illo, Venus kemudian Alpha, merubah ke mode controller tanpa sebab, mata yang biasa memilki cahaya putih, berubah ke warna biru. Thunder dan yang lainnya segera sadar saat melihat mata yang berbeda itu, mereka dikendalikan.
" Kak..." Arest menghampiri Illo, dia tau kalau sekarang Illo adalah orang yang berbeda.
" Ares! Jauhkan tangan mu darinya, dia bisa membunuh mu." Thunder cepat-cepat melompat, menyambar tubuh Arest agar tidak mendekati Illo.
Venus meniup serulingnya mengeluarkan iama musik yang menghasilkan gelombang udara yang memekakan telinga. Semua berlutut karena kesakitan kecuali yang dikendalikan dan Arest.
" Kalian kenapa? Ada apa?" Arest bingung melihat semua terlihat kesakitan memegang tangan mereka. Saat itu Gecha sempat melihat ke arah Arest dan dia menyadari sesuatu. Anak yang tidak terpengaruh dengan suara yang dihasilkan Venus, pasti istimewa. Dan ungkin saja dia sang terpilih.
Thunder segera melesat mencengkram leher Venus dengan tangan penuh listrik, dia sangat marah sehingga lupa bahwa Venus pernah menjadi adiknya.
" Kak, hentikan dia bisa mati." Aron menyemburkan apinya agar Thunder mundur, dan itu dimanfaatkan Alpha yang sedang kerasukan itu. Alpha mengeluarkan hewan-hewan buas yang menerjang semua orang tanpa ampun, tapi ketika salah satunya hampir menerkam Arest, Harimau putih muncul dan menghentakan aumannya, Si Raja Singa juga di sana. Kedua hewan besar itu seperti benteng yang melindungi Arest.
" Sena.." Arest
" Jangan Sena mereka tidak bersalah..." Arest berusaha menjelaskan tapi itu tidak berhasil meyakinkan Sena
Sena Si harimau putih yang anggun itu mengaum sekali lagi diikuti Raja singa, keduanya perlahan maju memaksa hewan-hewan buas tadi bergerak mundur. Alpha juga berangsur-angsur pulih kesadarannya karena suara Raja-raja hewan itu, tapi kemudian jatuh lemah ke tanah. Beruntung Arest segera meraihnya.
" Alpha, kau baik-baik saja." Arest. Alpha menoleh sebentar, dan melihat Arest yang pernah dihinanya berusaha keras menolongnya. Bahkan dengan lembut memapahnya, raha singa memberi isyarat ke Arest agar menaikan Alpha ke punggungnya, sementara Sena masih menangani hewan-hewan buas itu.
" Bawa Alpha ke Wintawood Kenta (Raja Singa)" Jumi
" Bagaimana dengan ibu?" Tanya Alpha dengan suara lemah.
" Pulih kan kekuatan mu dulu ibu segera kembali."
" Kak awas!" Entah sejak kapan Illo dan Venus sudah memulai serangan lagi. Aron yang melihat Thunder hampir diserang segera menyelamatkan Kakak nya itu.
" Jangan Kak." Arest mencegah Thunder yang hendak membalas.
" Aku tidak paham bagaimana hubungan kalian, tapi mereka dibesarkan bersamamu kan Hyung. Mereka dikendalikan, Aku mohon kakak tidak membalasnya, mereka bisa terluka." Arest
" Jika kita tidak melawannya maka kita yang akan terbunuh, bodoh." Thunder melemparkan bola petir kearah Illo yang sudah bersiap dengan bola apinya. Tapi tiba-tiba Arest nekat menghalangi serangan itu agar keduanya tidak terluka. Dan....
" Aaaaaaaaaaa" Dari belakang Iilo mengghantamnya dengan air yang kekuatannya cukup mengancurkan apapun yang ditemuinya. Sementara dar depan Thunder tanpa ampun melesatkan bola listrik yang akan berkalilipat kekuatannya saat bersatu dengan air.
Anehnya, arest yang terlihat tidak memiliki kekuatan itu meski kesakitan menahan serangan tapi tubuhnya tidak hangus padahal listrik itu setara 3000 volt.
" Se in Taaa..." Hyeka mengayun tongkatnya dan berhasil membuat Illo dan Thunder terlempar beberapa meter.
" Gecha jangan...biarkan saja mereka. Kekuatan kita belum pulih benar, jika mereka saling membunuh setidaknya itu menghemat tenaga kita." Gecha mengangguk paham perkataan Zord.
" Arest." Chaterine berteriak dan segera meraih tubuh putranya.
" Oh....Arest. Buka matamu nak. Aaaaaa" Menangis. Arest membuka matanya perlahan untuk memberi tau ibunya dia hanya lemas tapi baik-baik saja.
" Himmaq.." Hyeka (mantra pemulihan, menyadarkan orang-orang dari hipnotis.) Wajah Hyeka yang imut berubah sangat serius danmaskulin. Itu artinya dia mulai marah.
Venus dan Illo terjatuh ke tanah karena lemas, Thunder segera menghampirinya. Arest yang melihat itu segera berusaha keras bangun meski badannya masih lemas, dia sangat hawatir.
" Kakak tidak apa-apa?" Arest hendak membantu Illo tapi Thunder menipis tangannya
" Pergi, kau tidak layak menyentuhnya." Arest tertunduk, lagi-lagi itu sangat melukainya.
Bola-bola udara berkilauan terbang di langit dan menghanpiri Arest dan kawan-kawan. Tamoak indah dengan gemerlap cahaya yang dihasilkannya, tapi keindahan itu tidak bisa dinikmati. Karena wujud indahnya membawa bahaya besar. Semua melihat itu dan terpesona, mereka lengah karena rasa penasaran hingga sibuk berpikir, apa itu? Perlahan Zerro yang entah berada dimana masuk dalam pikiran mereka dan sekali lagi menfaatkannya.
Mula-mula bola itu mengahampiri Arest dan membalutnya, Arest yang bingung berusaha keras memecahkan dinding bola itu tapi hanya menghasilkan kemerlap cahaya pukulan dari tangannya dan tidak memecah apapun. Lalu bola berisi cakra itu membalut semua orang kecuali Gecha dan Zord. Arest menyaksikan dengan matanya bagaimana semua orang kesakitan berada didalamnya, mereka mengerang karna cakra dalam bola itu seperti menguras tenaga mereka. Bahkan Chaterine terlihat tidak berdaya.
" Hentikaaannn....lepaskan mereka melepaskaaaaannnn." Teriak Arest masih bersaha lepas dari kurungan itu.
" Kau lemah, meyedihkan...(Zerro)" Terdengar suara keras tapi tidak memperlihatkan sosok pemiliknya.
" Kau tidak bisa berbuat apa-apa untuk menyelamatkan mereka. Kau payah dan orang terpilih yang gagal. Jadi saksikanlah bagaimana mereka menderita dan itu karenamu, demi dirumu yang tidak layak ditunggu bahkan diharapkan. Itu semua adalah salahmu."
" Jangaannn, kumohon hentikan....."
" Aaaaaaa" semua berteriak saat Zerro mengendalikan Thunder untuk memeri 1000 volt sengatan listrik. Mereka terlihat sangat kesakitan dan tidak berdaya, wajah mereka memberi isyarat agar diselamatkan tapi Zerro benar, Arest Sang terpilih yang tidak bisa berbuat apapun. Sekarang dia hanya bisa menangis untuk meratapi.
Disaat itu mata Gecha menangkap seseorang, Aron. Walau kesakitan Gecha masih bisa melihat wajah tampan itu dengan jelas, entah bagaimana ada gejolak dalam dirinya yang tidak Gecha mengerti. Tiba-tiba muncul ingatan dalam pikirannya, sambil melihat kedua tangannya. Yah...Evost telah meningkatkan kekuatannya. Dia sekarang satu klan dengan Blue Fire jadi dia bisa up satu level dan mgeluarkan api putih. Hanya api putih yang bisa mengilankan kutukan, yeah bagaimana kalau dicoba saja.
" Hiaaaa.."
" Gecha apa yang kau lakukan? Kau membantu mereka? Apa kau sudah gila?"
" Kau yang gila...eh..." Menyerang sambil bicara. Susah tau'
" Jika mereka yang kuat dan banyak itu saja seperti ini, lalu bagaimana dengan kita?" Dalam hati Zord membenarkannya jadi memilih diam dan membiarkan Gecha melakukan apa yang dimau gadis itu.
Zlitssss, Aron keluar dari belenggu itu tapi tetap mengambang di udara. Matanya berubah ke mode tempur dan terlihat sangat marah.
" HEEEEAAAAAAA." Gecha terpana dengan suara beringas itu tanpa sadar dia berjalan mendekati Aron yang sedang tidak bersahabat.
" Beautiful." Ucap Gecha tanpa sadar dan tubuhnya yang sudah melayang di udara bergerak semakin tinggi hingga sejajar dengan Aron. Tangannya bergerak menyentuh pipi pria yang tubuhnya sudah penuh api itu. Saat jari itu menyentuh pipi Aron, cahaya yang menyelibuti tubuh apinya seperti selimut yang perlahan dibuka, kulit Gecha berangsur berubah menjadi kulit wanita pada umumnya. Saat cahaya itu hilang memecah udara, tubuh Gecha sudah berubah menjadi gadis yang sangat cantik dengan rambut seperti warna api biru, biru kemerahan hingga unggu. Zord bahkan terpana.
" Dia jatuh cinta?" Tersenyum konyol. Zord
Perlahan tumbuh sayap yang terbuat dari cahaya sparkle, bola matanya biru dan tersenyum sangat manis. Aron yang disentuh pipinya bertahap sadar dari amarahnya dan terkejut mendapi wanita cantik terenyum di depannya, dan terbang.
" Kau...siapa?" Gecha hanya tersenyum
Sangat di sayangkan moment indah itu lenyap sekita saat Zerro merusaknya dengan menyiksa semua orang termasuk Aron. Dia menanamkan sugesti bahwa kepala mereka sangat sakit sehingga semua kembali mengerang dan terlihat tambah menyedihkan.
" Hentikan." Gecha menangis
" Hentikaaaaannn, siksa aku saja jangan mereka aku mohon. Tidaaakkkk Ibuuuu.." Arest.
" Heh...hati yang lemah hanya akan membuat mu juga lemah." Zerro
" Keluar, perlihatkan dirimu hadapi aku. Kenapa bersembunyi ha?" Arest kembali menagis dalam putus asa. Dan saat itu Dave muncul, sendirian. Mendapati adik kesayangnnya sekaligus sahabatnya itu terjebak dalam bola cakra.
" Kakak pergiiii, pergi dari sini Kak. Selamatkan dirimu." Arest semakin putus asa, Arest sangat menyayangi Dave.
" Arest?" Dave mendesis, hatinya hancur melihat teman-temannya terlebih Arest. Hatinya yang terluka membuat kekuatannya tidak terkendali, seluruh tanah berbah menjadi hamparan es dengan suhu yang semakin turun setiap detiknya. Dave juga tidak sadar bahwa itu juga bisa membunuh teman-temannya
" Kakak...."
Arest melihat Venus kembali dikendalikan Zerro, Venus melepas udara sangat kuat dan memecah es milik Dave membentuk pecahan es yang runcing dan menghantam tubuh Dave, melesat dengan cepat. Dave berusaha meleburkan es-es itu satu-persatu tapi terlambat, es melesat dengan cepat, saat Dave menghancurkannya masih tersisa dua dan itu menembus jantungnya. Daver jatuh berlutut, darah segar mengalir dari dada kirinya. Selesai sudah Dave terpana dengan rasa sedih yang tidak bisa ditanggunya. Air matanya jatuh perlahan bersamaan dengan tubuh Dave yang menghempas ke tanah.
" Hhhheeeaaaaaaa..." Arest berteriak, dia hancur, sedih, dan marah.
Wajah tampan yang biasanya tersenyum seperti anak anjing yang lucu berubah buas
" The Savage." Ucap Hyeka seraya merintih kesakitan.
Keturunan terakhir dari Kerajaan Arya itu, penuh api, petir, air, tanah, ranting, udara, salju, dan tanduk yang mengelilingi tubuhnya membentuk bola cakra baru. Bola cakra itu memecahkan bola cakra milik Zerro. Dan si pengendali pikiran itu tersenyum senang.