Dengan males gue berjalan kearah ruangan dosen kulkas alias calon suami ku,kalau bukan karena berbakti sama orang tua gak mungkin gue mau nikahin si kulkas.
Meski dia ganteng,iya deh gue ngakuin dia ganteng eitss tapi gue gak suka sama sama sikapnya yang dingin,kata temen-temen gue satu angkatan eh bukan satu angkatan deh malah satu kampus ngakuin kalau pak razka dosen paling ganteng selain ganteng sikap dinginnya juga bikin klepek-klepek.
Aduh suka bingung aja gitu masa cowok dingin kaya gitu dibilang ganteng,kalau gue sendiri cowok ganteng itu yang humoris dan nyamanin bukan kaya pak razka.
Tak terasa kini gue telah tiba di depan ruangan pak razka
"Duh ketok jangan ya"ucap gue didalam hati
"Dah lah masuk aja lagian dia yang nyuruh jug"gumam gue sembari membuka pintu ruangan
Entahlah tiba-tiba mengalir air mata saat melihat pak razka orang yang gue percaya tengah duduk disebelah wanita tangan wanita tersebut berada di pinggang pak razka dan kepalanya berada diatas bahu pak razka,mereka terlihat sangat nyaman sekali.
Gue merasa badan gue sangat lemas bahkan untuk membawa buku berukuran sedang yang tengah berada dalam tangan gue pun tidak bisa.
BRAKK
Sontak suara jatuhnya buka tersebut membuat pak razka dan wanita itu menengok kearah sumber suara,dengan cepat gue berjalan menjauhi ruangan pak razka tanpa memperdulikan pak razka yang berusaha mengejar gue.
Entahlah meski gue mau menerima perjodohan ini hanya karena berbakti sama mama dan papa tapi siapa sih wanita yang hatinya gak sakit kalau diduain?
Langkah ku semakin cepat menjauhi kampus kini gue sedang menunggu taksi,namun tak ada satu pun taksi yang lewat,dari arah kanan terlihat laki-laki dengan moge mendekat kearahku.
Dia membuka helm nya dan ternyata itu adalah "alvaro"
"Lo ngapain disini sendirian?"tanya nya
"Nungguin taksi"ucap gue
"Lama nunggu taksi di sini meningan ikut gue aja"ucap varo
"Gak gue mau nunggu"tolak gue
"Ck!keras kepala banget sih,buru ikut kalau lo tetep nunggu lama taksi datang ya"paksa varo
"Iya deh gue mau"ucap gue dengan nada pasrah,lalu gue melangkahkan kaki naik kearah motor alvaro
"Pegangan"ucap alvaro
Gue pun dengan perlahan memengang jaket alvaro saja
"Kok jaketnya lo pikir gue ojek"ucap alvaro dengan nada kesal
"Terus gimana?"ucap gue
Alvaro dengan sengaja mempercepat kecepatan motornya yang membuat gue memeluk pinggang alvaro
"Apaan sih sengaja banget"gumam gue
"Eh harusnya lo bersyukur gue mau nganterin lo balik"ucap alvaro
"Iya deh iya,emang lo tau alamat rumah gue?"tanya gue
"Gak"balasnya dengan nada cuek
"Perumahan permata gang indah no 12 rumah warna putih"ucap gue yang dibalas anggukkan singkat dari alvaro
~~~~~~~~~~~
Dilain tempat ada pak razka yang merasa bersalah dengan kanza,wanita yang ada di ruangan tadi ialah mantannya namanya mutia ia mantan razka.
Tia datang kesini hanya butuh teman curhat saja terlebih karena kehilangan mantan tunagannya bernama"bagas" setelah putus dari razka mutia di jodohkan dengan bagas.
Namun umur bagas tidak panjang sebelum 7 hari pernikahan ia dikabarkan kecelakaan yang membuat ia kehiangan nyawanya.
niatnya bukan hanya untuk sekedar menenangkan pikiran namun juga untuk merebut razka dari kanza iya tak terima dengan ini semua,kecelakaan bagas juga bukan 100% murni kecelakaan.
Dengan sengaja juga tia memeluk pak razka dari samping agar kanza menjadi salah paham terhadapnya,dan rencana dia berhasil.