"Biarkan sejenak aku untuk berpikir, Zayn..." Kata Kei. Ia harus berfikir bagaimana caranya dirinya dan juga Zayn bisa kembali ke tenda mereka tanpa diketahui oleh siswa dan siswi yang lainnya.
Zayn mengerti bagaimana otak jenius seorang Kei bekerja. Zayn pun memilih untuk menunggu. Zayn itu sangat mempercayai seseorang Elyasa Kei.
"Apa yang sedang terjadi pada kalian berdua? Tidak kedinginan ngobrol di depan pintu kamar mandi? Kalian hanya saling intip?" Suara yang sangat familiar di telinga Kei dan Zayn terdengar.
"Shameel?"
"Shameel?"
Kei dan Zayn tidak bisa menyembunyikan keterkejutan mereka berdua ketika melihat ketua kelas mereka yaitu Shameel. Setahu mereka berdua, siswa yang mandi di pemandian umum khusus laki-laki hanyalah mereka berdua, mereka tidak menyangka jika Shameel ada di pemandian umum khusus laki-laki.