"Aw..." Rin merintih karena tangannya tak sengaja teriris pisau.
Mengeluarkan darah cukup banyak dan Kei yang menyadari langsung menghisap tangannya Rin, jari telunjuknya tepatnya.
Beberapa kali tanpa rasa jijik.
"Kenapa bisa teriris pisau sih, Rin? Kau ini..." Kata Kei. Ia tidak mengomeli Rin, ia hanya khawatir.
"Maaf, aku sedikit linglung jadi tak sengaja mengiris tanganku sendiri." Kata Rin.
"Pisaunya memang tajam sekali itu. Tadi pagi sudah melukai jarinya Indry juga." Kata Hilda.
"He? Masak? Kok aku tidak tahu? Bagaimana lukanya? Dalam?" Tanya Rin khawatir.
"Tidak kok Rin, Indry baik-baik saja. Semua aman. Lebih parah lukamu malahan... Ah, sebaiknya kau seger obati sana, takut infeksi." Kata Hilda. "Kei, kau obati Rin saja." Tambahnya.
"Tapi kita sedang menyiapkan bumbu, Hilda." Kata Kei yang tak enak harus 'lari dari tanggung jawab'.