Ternyata hanya karena ada sisa ice cream di bibirnya, makanya Kei menciumnya? Rin lantas memegangi dadanya yang berdetak kencang itu.
"Aah.. dadaku... rasanya tak menentu. Aduuh, Aku sama sekali tidak bisa menyembunyikan raut wajah aku ini. Huwaaa... Aku harus bagaimana? Mana wajah Kei dekat sekali dengan wajahku lagi." Batin Rin.
Lalu kenapa dadanya masih saja terus berdetak kecang? Semakin ia mengeratkan pegangannya pada dadanya, semakin cepat jantungnya berdetak.
"Jika itu hanya karena sisa ice cream, kenapa rasanya aku ingin menangis? Rasa apa ini?" Batin Rin.
Rin kebingungan sendiri karena dirinya memang tidaklah pintar untuk menilai atau memahami dirinya sendiri terutama soal perasaan. Kasus yang sama dengan Kei. Hanya saja Rin masih mendingan dibandingkan dengan si tampan pangeran Sekolah, kekasihnya, Elyasa Kei.