"Andai aku tidak dikejar-kejar kak Riki..." Gumam Rin.
Ngeh... akhirnya Kei batu saja ngeh mengenai kata terakhir dari kalimat yang sudah Rin katakan baru saja terhadap dirinya.
Riki, ya ini adalah perihal Riki Yan Adiguna. Dari sekian rangkaian pembicaraan yang sudah dibangun dalam kurun waktu mulai dini hari ini, Kei akhirnya ingat apa yang ingin Ia bahas dengan Rin. Pembahasan jauh lebih ingin Ia bahas ketimbang hanya mengurusi jerawat Rin yang sama sekali tidak penting itu.
"Rin..." Kei sempat mengatur ritme detak jantungnya dan juga mengatur caranya bernafas mengingat apa yang ia katakan sebentar lagi mungkin saja akan menyinggung perasaan sang pacar bohongan, Rin.
"Ya?" Rin sendiri berpikir jika mungkin saja ini adalah kode pembicaraan yang cukup serius. Ia menyadari perubahan aura sekitarnya setelah mendengar Kei memanggil namanya.
