jam pelajaran kembali di mulai,dan ku putuskan untuk fokus belajar,beberapa kali aku hilang fokus saat beberapa siswa melempar kertas pada ku,aku mencoba menghiraukannya dan fokus pada pelajaran.
"apa yang kalian lakukan!" suara bentakan guru yang mengajar lantas membuat seluruh siswa bungkam. termaksud aku tentunya.
"eh..hmm,gk ada kok buk" ujar siswa yang tadi pagi melabrak ku.
aku baru tau nama siswi itu adalah mumu
"gk ada apa nya? saya liat sendiri kamu melempar lempar kertas pada Elisa,kamu ingin jadi jagoan!" bentak guru itu dan mumu tampak menunduk takut,dalam hati aku sangat ingin tertawa,senang rasanya saat ada seseorang membantu mu walau itu tak lh kebaikan besar.
"ma...maaf Buk" ujar mumu menundukkan kepala..
"bagus,saya harap kamu menyesal,kembali fokus pada pelajaran saja" ujar guru itu dan mumu mengangguk paham.
beberapa jam kemudian kelas berakhir dan istirahat memasuki jam ke dua.
aku berniat untuk keluar karena ku tau saat jam ke dua,para siswa dan siswi lebih sering di kelas dari pada di luar.
duk!! seseorang menyandung kaki ku saat ku hendak keluar.
dapat ku dengar seluruh kelas menertawai ku,dan tentu aku tau siapa pelakunya.
"hahahaha punya mata liat liat donk,dh tau kaki gua ini gratil! hahaha" tawa mumu membuat 1 kelas menertawakan ku.
aku segera berlari dari kelas,dan berjalan menuju kantin.
aku sudah sangat lapar dan Untung lah kantin terlihat sangat sepi.
aku memutuskan untuk membeli nasi goreng yang tersisa,sedikit dingin namun porsinya sangat banyak,aku tersenyum pada ibu kantin yang sangat baik pada ku.
segera ku makan makanan ku,tak lupa ku pasang handfree untuk meredam segala bisikan bisikan dari siswa siswi yang menatap ku jijik..
saat itu rasanya aku sangat ingin menangis,aku frustasi dan merasa tak berguna dalam hidup ini.
tapi ku tepi semua nya dan berfikir aku masih memiliki orang tua yang sangat sayang pada ku,dan itu sudah cukup.
beberapa menit berlalu dan aku telah selesai makan,jam istirahat hampir selesai dan aku memutuskan untuk kembali.
"akh!" teriak ku tertahan saat melihat ketua OSIS yang kini duduk tepat di depan meja ku,sejak kapan? aku bahkan tak menyadarinya,apa aku terlalu lama melamun?
"ah...ternyata aku terlihat,beberapa saat lalu,aku berfikir aku adalah hantu" ujar abg ketua OSIS itu.
"ma...maaf Bg,aku gk sadar ,maaf" ujar ku merasa sangat bersalah.
"kamu tau? aku sangat benci di kacangin" ujar Bg Angga menatap ku.
segera aku mengalihkan pandangan,jujur Bg Angga sangat tampan namun jelas,arya sangat perfect dari mana pun itu.
"maaf Bg,jujur aku gk sadar,dan aku juga tak meminta abg untuk menemani ku" ujar ku mencoba membela diri.
bg Angga tampak berfikir.
"itu benar,aku melakukannya sendiri, lantas apa? ingin marah?" tanya nya.
"ti..tidak Bg,saya gk ada hak buat marah" ujar ku kecil mencoba menjauh,jujur mendekati orang populer dan berpengaruh seperti Bg Angga hanya akan membuat situasi semakin memburuk.
bel masuk berbunyi.
"ah..sudah bel,aku masuk dulu yah bg,bye bye" ujar ku sembari berlari dari kantin,mengabaikan suara Bg Angga yang memanggil ku,aku tak mengerti mengapa,apa bg Angga itu budek,atau buta,tapi mengapa ia mau maunya berbicara pada ku.
"lihatlah! sekarang l*cur kita dengan berani beraninya menggoda Bg Angga,gk tau diri bgt gk si?" suara mumu membuat ku terdiam di pintu masuk.
lihat? ini bahkan blm beberapa detik,namun hal ini sudah di ketahui seluruh siswa.
aku menundukkan kepala ku,bodoh nya aku.
"lu! berani bgt kacangin gua yah!!!" bentak mumu sembari menarik kerah ku kuat,aku meringis kesakitan saat ku rasakan genggaman itu hampir mencekik ku.
"ma...maaf" ujar ku putus putus.
"mumu! gua gk mau tu anak mati di kelas ini yah" suara ketua kelas lantas membuat mumu melepaskan genggaman nya.
reflek aku langsung merosot ke bawah dan mencoba untuk menghirup segera udara yang tadi terhenti di tenggorokan ku..
"Andre! lu mah jadi ketua kelas jangan baik sama semua siswa donk" ujar mumu kesal sembari duduk di kursinya karena guru sudah masuk.
aku dengan lemas segera mencoba duduk,tanpa sadar air mata ku mengalir,aku gk kuat,apa salah ku,aku bahkan tak melakukan apa pun,aku bahkan tak mengganggu siapa pun.
"kamu nangis Elisa?" suara guru lantas membuat ku membeku.
dapat ku lihat tatapan tatapan kelas yang seakan akan ingin membunuh ku,jika aku mengadu pada guru.
aku menggeleng dan berkata bahwa aku kelilipan dan ingin ke wc.
aku membasuh wajah ku,dan menghela nafas panjang
telpon ku bergetar dan segera aku angkat telpon itu.
"halo?" suara serak ku lantas membuat suara di seberang sana bungkam.
"halo? siapa ini? " tanya ku lagi.
namun tak ada jawaban. membuat ku sedikit takut jika itu adalah No iseng yang ingin meneror ku.
"Elisa? lu abis nangis yah?" suara yang sangat terdengar khawatir itu lantas membuat ku merosot ke lantai.
air mata ku pecah,ya ampun suara ini benar benar sangat ku butuhkan.
"arya" tangis ku tertahan.
" ya ampun malam nangis lagi,gua kn gk nelpon lu beberapa hari doang,segitu kangennya lu Ama gua?" ujar Arya dari sebrang sana.
"hiks...ia ar gua kangen bgt Ama lu,gua butuh lu di sini" tangis ku lantas membuat Anda bicara Arya menjadi benar benar khawatir.
"lu jangan buat gua khawatir plis,gua juga baru datang ke singapur dan gua gk mau balik lagi cuman untuk ngecek ke adaan lu" ujar Arya dengan nada cemas nya.
aku mencoba untuk tenang, kembali ku hapus air mata ku dan membasuhnya di wastafel..
"gua gpp kok,gua Ama di sini" ujar ku bohong.
"lu bohong Ama gua kn?" ujar Arya lantas membuat ku takut.
"ah ar,gua masih di sekolah" ujar ku mengalihkan pembicaraan.
"benarkah? ya ampun gua lupa kalo waktu kita beda beberapa jam hahahaha, ya udh nanti malam gua telpon lagi okeh,save no gua yah,gua ganti nomor"
"okeh arya~"
telpon di matikan sepihak,aku menghela nafas kasar dan kembali ke kelas,beberapa orang menatap ku namun dengan cepat aku mengalihkan pandangan.
bel pulang berbunyi.
namun aku tak memilih untuk pulang dahulu,aku yakin jika aku pulang cepat,pasti akan banyak orang yang melihat ku, dan mem-bully ku.
1 jam aku menunggu dan hujan telah turun,segera ku sandang tas ku dan berniat untuk pulang.
di perjalanan pulang,dapat ku lihat beberapa siswa yang berteduh di beberapa cafe di pinggir jalan,di sini aku sangat bersyukur memiliki rumah yang sangat dekat dengan sekolah.
"hey! kamu!" suara itu lantas membuat ku berhenti,segera aku menoleh ke sekitar dan melihat ketua OSIS melambaikan tangan di sebuah halte bus yang sepi,aneh,mengapa ia berhenti di sana? jelas jelas ia punya motor cepat,apa rumahnya terlalu jauh?
aku mempercepat langkah ku ke arahnya dan bertanya kenapa?
"mau pinjem payung ku?" tanya ku dan ia tampak sangat bingung.
"hah? kamu hanya punya 1 payung dan mau meminjamkan ku?" tanya ketua OSIS bingung.
"tak apa,lagian hujan ini sudah sangat lebat,baju ku sudah basah juga,aku hanya melindungi buku buku ku" ujar ku sedikit berteriak,takut suara ku tak terdengar.
"lagian rumahku tak terlalu jauh lagi" ujar ku sembari memberikan payung itu.
ketua OSIS mengambil payung ku dan aku tersenyum jika ia hanya meminta itu.
"hey mau kemana kamu?" tanya ketua OSIS saat aku berniat pergi.
"pulang?"
"aku ikut" ujar nya membagi payung itu.
"hah? motor abg?"
"lupakan,aku sudah menyuruh orang rumah untuk mengambil nya" ujar nya kalem.
"abg bisa menyuruh orang rumah menjemput abg,kenapa harus kerumah ku?" tanya ku bingung,jujur aku tak suka jika ada yang liat aku bersama ketua OSIS.
"karena aku mau" ujar nya cuek,ya ampun,apa apa ini? kenapa sifatnya sangat sama dengan Arya? ah..aku merindukan pangeran ku itu.
aku menghela nafas kasar ,mengikuti apa maunya,jujur aku tak ingin mencari masalah.
"bg,ku mohon jangan seperti ini,bersikap peduli atau mendekati ku,abg tau itu tak akan membantu" ujar ku kecil saat kami di pertengahan perjalanan.
ketua OSIS itu diam,namun aku tau ia mendengar nya.
kami sampai ke rumah,dan aku di sambut oleh Mama yang membawakan handuk untuk ku
"ah...siapa anak tampan ini sayang?" tanya Mama.
"ketua OSIS di sekolah ma...dia kehujanan jadi Elis bawa ke rumah,gpp kn?" tanya ku sembari mengeringkan rambut ku
"tentu gak papa,baju kamu basah tampan,ayo sini Tante beri baju Paman" ujar Mama membawa ketua OSIS untuk mengeringkan diri.
sedangkan aku kembali ke kamar,segera ku sebar buku ku,takut jika ada yang basah,namun Untung saja tidak.
segera aku membasuh diri sebentar agar tak sakit dan mengenakan sweter dengan celana selutut,tak lupa ku gerai rambut basah ku.
"eh" ujar ku kaget saat melihat abg ketua yang kini sudah berada di meja makan dengan baju papa dan terlihat??? tampan,di satu sisi aku sangat iri,mengapa orang tampan slalu terlihat keren dengan pakaian apa pun!.
"sudah selesai sayang?" ujar Mama dan aku mengangguk
dapat ku lihat abg ketua termenung sejenak melihat ku dan jelas aku bingung,kenapa?.
"ada yang salah?" ujar ku padanya,dan ia menggeleng mengalihkan pandangan.
"wah..ini hanya mie,namun ini benar benar sangat enak!" ujar abg ketua,ku lihat Mama sangat senang melihat itu dan aku hanya tersenyum melihatnya.
kami sudah selesai makan dan ku putuskan untuk duduk di teras depan bersama bg ketua dengan dengan coklat panas yang ku buat.
"Mama mu sangat baik" ujar Bg ketua.
"ya..dia Mama terbaik"
"apa kamu benar benar sahabat Arya? kamu tau? aku cukup kenal dengannya" ujar Bg ketua
"hah..apa abg ketua juga gk percaya pada ku? aku dan Arya adalah sahabat,kami sudah dari kelas bersama" ujar ku menjelaskan apa yang terjadi dari awal,Bg ketua tampak mengerti dan anehnya mengapa aku bercerita padanya? jujur rasanya sangat lega saat ada seseorang yang mau mendengarkan cerita kita.
"aku minta maaf atas nama Naomi okeh,sama dengan lu dan Arya,aku dan Naomi sudah kenal dari kecil,keluarga kami dekat dan itu turun pada kami,sifat Naomi memang seperti ini namun ia memiliki wajah yang sangat cantik,semua orang akan percaya dan menurut jika melihat wajahnya,percayalah" ujar abg ketua mendengar, aku tersenyum ciut.
"abg bilang abg dekat dengan Arya? namun aku tak pernah melihat abg dan tak pernah mendengar Arya bercerita tentang abg" ujar ku bingung.
"ah...itu wajar,karena dulu aku hampir menghancurkan hal terpentingnya,ah bukan si,lebih tepatnya hampir saja menghancurkan hidup orang terpenting nya" ujar ketua OSIS tersenyum kecil,melihat hal itu membuat ku terdiam. orang? siapa? apa salah satu pacar Arya? tapi jelas kata kata "menghancurkan" itu cukup kejam.
"siapa yang abg maksud? mungkin aku mengenalnya,aku akan membuat abg bertemu dengan nya,mungkin dia mau memaafkan abg" ujar ku tulus,ya mungkin ia kenal,dan rasa penyesalan abg ketua bisa hilang.
"ah..tak perlu,aku sudah bertemu dengannya,tapi sepertinya ia cukup ada masalah saat ini,jadi aku akan membantunya sekuat tenaga" ujar Bg ketua.
aku mengangguk paham.
"bg,apa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya ku spontan,cukup aneh,mengapa aku bertanya hal seperti itu,namun wajah abg ketua cukup familiar,dan anehnya aku merasa sedikit takut pada nya,tapi jelas si,dia adalah ketua osis
dan abg ketua menggeleng kuat,"hahaha tidak tidak" ujar abg ketua mengalihkan pandangan,aku menatapnya bingung,jujur aku tak mengharapkan reaksi itu,reaksi seakan menutupi sesuatu.
kembali ku tatap hujan yang turun,aku merindukan Arya,jika dia ada ,kami pasti sudah bermain hujan atau menonton film hantu saat ini.
___
mentari telah turun dan hujan baru saja berhenti,aku segera mengantar Bg ketua setelah kami makan malam.
abg ketua sangat mudah bersosialisasi, dan sangat cepat akrab dengan orang tua ku,dan sepertinya Mama papa suka sama Bg ketua.
"aku akan mampir lagi" ujar Bg ketua menaiki taxsi yang ia pesan.
"?? aku tak pernah ingat untuk mengundang abg ketua lagi?" ujar ku sedikit kesal.
sudah ku katakan,dekat dengan abg ketua hanya akan membuat Bully Bully semakin meraja rela.
"ha-ha-ha,aku tak mendengar penolakan" ujarnya pergi sembari mengacak acak rambut ku.
aku menatap kepergiannya, sembari membenarkan rambut ku,aneh,hanya itu yg bisa ku katakan
bersambung