Ting.., tong..,
Suara lonceng rumah ini membuat Qionglin menoleh. Ditatapnya pintu coklat ini dengan penasaran. Dia pun menatap jam dinding rumah ini dengan dahi berkerut. Jika Xianlun, wanita itu tidak perlu mem bunyikan loncengnya. Dan sekarang lonceng itu berbunyi kembali, sehingga membuat Qionglin mau tidak mau bangkit dari duduknya.
Dengan berjalan tertatih Qionglin menuju ke arah pintu. Berpegangan knop pintu itu dan membukanya perlahan. Rasanya kakinya ingin sekali ditekuk daripada diluruskan macam ini, yang membuat lututnya semakin sakit.
"Changyi..," panggil Qionglin, saat dia tahu siapa yang datang siang ini. "Ayo masuk..," titahnya,
Qionglin menggeser berdirinya tepat di samping pintu, tapi yang ada Qionglin malah limbung dan hampir saja jatuh. Jika Changyi tidak langsung menahannya, besok-besok akan Qionglin beri pelajaran untuk pria yang sudah membuatnya seperti ini. Membuat Qionglin sama sekali tidak bisa berjalan dengan nyaman.
