Dari sorot matanya, tersirat niat ingin membunuhnya yang melonjak, dan sedikit cahaya dingin membekukan udara disekitar mereka. Pada saat ini, dua pria kekar teman Erlu melihat ke arah Rio dan hanya merasa matanya seperti pisau yang menatap ke arahnya dengan sangat tajam, sehingga membuatnya merasa tidak nyaman, dan ada ketakutan yang tak bisa dijelaskan olehnya. Namun, dia melihat pada setelan ekspres pada Rio.
Erlu hanya berpikir dia sedikit konyol. Rio hanya seorang kurir, tak mungkin dia tak takut pada gerombolan ini!
"Terserah apa yang kamu katakan!" Kata Erlu dengan nada menghina.
"Hubungan kamu dan wanita yang sudah menikah itu tidak jelas, tapi kau tampaknya sangat bangga dengan itu!" Mata Rio gelap dan dingin.
"Ha ha ha…" Temannya yang satunya tertawa terbahak-bahak, "Kakak, anda sepertinya punya kemampuan, dan tubuh yang kuat, sehingga nyonya ini terpesona olehnya. Apa? Tidak mungkin kau peduli dengan urusan mereka, bukan?"