Meskipun kehidupan malam di Paris sangat menawan, hal itu tidak membuat Teguh ingin menetap lebih lama lagi disana. Besok pagi, dia akan kembali ke Jakarta dan saat ini dia menikmati sedikit waktu yang ia miliki. Dia meminum tegukan wine terakhirnya dan berjalan keluar dari aula perlahan. Udara di luar agak lembab, dan malamnya indah. Namun tetap saja ia tidak ingin menjelajahinya, dan memilih untuk berjalan ke tempat parkir. Sopir membukakan pintu untuknya dan ia kembali ke lantai atas Hilton.
Dia melihat Sheryl secara tidak terduga dan ini kebetulan yang jarang terjadi di tempat sejauh ini. Meskipun ada delapan pria tampan di sampingnya, itu tidak mencegah Sheryl untuk pamer. Sheryl jelas mabuk, memegang dinding dengan tangannya, dengan mata pegas, menatap Teguh dengan dalam. Selain godaan, ada provokasi di matanya.
