Tetapi Teguh memikirkannya sebentar, sebut saja Maylinda, dia harap Yulia tidak akan pernah tahu bahwa ada saudara perempuan yang dia miliki, yang selalu begitu polos dan imut. Dia bisa menahan kegelapan itu sendirian. Maylinda tidak bisa membantu menundukkan kepalanya, dan mendekatkan wajahnya ke wajah kecil Yulia. ada kehangatan yang telah lama hilang. Dia adalah kerabat sedarahnya. Dia membalik banyak buku medis untuk memahami penyakit Yulia, tetapi dia tahu di dalam hatinya bahwa jika itu begitu mudah, Yulia tidak perlu terlalu menderita.
"Dia tertidur, jangan bangunkan dia." Suara Teguh bergema di pintu.
Maylinda mengangkat matanya dan melihatnya mengenakan sweater hitam berdiri di dekat pintu, dengan piala kosong di sampingnya. Dia menatap Yulia lagi, meskipun dia enggan untuk menyerah dan tahu bahwa Yulia akan kecewa besok, dia tetap bangun.
Setelah itu ia berjalan menuju pintu, suara itu kecil, "Aku pergi dulu."