Teguh memandang Sheryl dengan tenang, tanpa sedikitpun pasang surut emosi di mata hitamnya, "Dia menemukanku! Dia yang datang kepadaku disaat aku merindukan sosok sepertinya."
Saat berbicara, dia menarik Maylinda ke dalam pelukannya dan berjalan menuju pintu dengan setengah pelukan. Tidak ada nostalgia yang ingin Teguh tunjukan kepada dua orang itu.
"Teguh!" Sheryl berdiri di sana, memanggil namanya, bergumam. Alan berdiri di samping, dengan ekspresinya yang sedikit lucu.
Setelah beberapa saat, dia berkata dengan lembut, "Dia tidak akan melihat ke belakang, Sheryl, kamu tidak mengenalnya pada hari pertama."
"Hanya karena aku tidak bisa memuaskannya?" Mata Sheryl agak kabur dan berair. Dia dan Teguh tumbuh bersama sejak mereka masih muda, dan mereka adalah anak laki-laki dan perempuan emas di mata orang lain.
