Namun, sejalan dengan etika profesi guru, sebagai guru ia harus mampu menjelaskan dengan sabar: "Mohon jangan terlalu emosi. Begini keadaannya, anak Anda lah yang membuat teman sekelasnya menangis terlebih dahulu, kemudian teman sekelasnya mendorong putramu sebagai pembalasan. Akibatnya, anakmu tidak bisa berdiri tegak dan menabrak meja, lalu kepalanya terbentur. Luka pada anak Anda bukan dikarenakan saling memukul atau semacamnya. "
"Sial sekali! Bagaimana bisa terjadi kebetulan seperti itu? Jika bukan karena anak saya menelepon saya, saya tidak akan tahu bahwa hal seperti itu terjadi. Apa Anda dengar apa yang Andra ucapkan barusan? Apakah Anda bermaksud untuk memihak dan menutupi hal ini?" Tanya pria itu penuh emosi.
Kepala Tika penuh dengan garis hitam, dan berkata tanpa daya: "Saya tidak bermaksud melindungi siswa mana pun. Hanya saja masalahnya tidak seserius yang Anda pikirkan. Saya hendak menelepon Anda sepulang sekolah. "