Dengan cara ini, Tika telah memutuskan secara sepihak, tanpa diketahui oleh Mail, bahwa ia akan menjadi sosok kunci yang akan membantunya menyelesaikan persoalan penting yang akan jadi titik balik dalam hidupnya.
Semakin Tika menolak untuk mengatakannya, semakin Mail merasa ada yang tidak beres. Sore itu, ketika mereka berciuman dan bergemuruh, Tika murka dan bersikap dingin padanya. Tetapi saat ini, tidak hanya sikap dingin itu lenyap, tetapi ia justru menebarkan senyum penuh kebahagiaan dan kehangatan. Seperti jebakan! Gadis ini adalah paradoks! Ia pasti menyembunyikan sebuah konspirasi besar.
Apakah akan membujuk diri sendiri ke restoran, mabuk, lalu beras regenerasi untuk membuat nasi matang. Mail berpikir tanpa malu-malu: Bukankah itu sangat berbahaya?
"Mail, kamu tidak bisa begitu kejam. Kamu hanya bertingkah seperti aku di sore hari, dan sekarang kamu berencana untuk menepuk pantatmu dan tidak menerimanya? Kalian semua berhati serigala!"