Permainan semua orang berubah menjadi wawancara dengan Tika. Setelah persik bermekaran, semua orang ingin memecahkan casserole dan menanyakan akhir.
"Bu Tika, apakah kamu ingin menjadi pacar Paman Mail?" Tanya Wahyu.
Pertanyaan ini sepertinya lebih bertarget dan kuat. Saat ditanya, telinga semua orang langsung berdiri. Bagaimana jawaban Tika?
Tika tahu bahwa pertanyaan Wahyu tidak akan mudah dijawab, tetapi dia benar-benar tidak mengharapkannya begitu langsung, jadi dia menanyakannya secara langsung.
Memalingkan kepalanya dan menatap Mail, pihak lain tersenyum. Pihak lain bisa mengungkapkan perasaannya di depan semua orang, kenapa dia tidak bisa, dia juga bisa.
Tidak bisakah Anda mengejar cinta sejati Anda sebagai seorang guru?
Senyuman Mail membuat Tika sangat percaya diri, dan dia berkata dengan serius: "Saya bersedia."
"Wow, Bu Tika juga curhat hatinya."
"Paman Mail, cepatlah dan woo kamu"
"Bu Tika, kamu terlalu berani, kami bangga padamu"