Freya terpaksa harus menggunakan tongkat untuk menumpu tubuhnya, karena memang saran dari dokter untuk sementara waktu saja.
"Ya, biar gue bantu." Ucap Arkan yang memegang tangan Freya.
Mendengar Freya yang terluka membuat Arkan syok dan segera meninggalkan Cel yang masih membutuhkannya juga.
"Ga perlu, Ar. Gue bisa sendiri." Elak Freya yang melangkah.
"Emang lo mau kemana?" tanya Arkan lagi, cowok itu akan mengikuti jika Freya akan keluar jauh.
"Kamar Richo."
Cowok itu terkekeh, "Ya, bukannya lo gini gara – gara dia?"
Freya segara menyanggah, "Justru ini salah gue! jangan salahin dia."
Arkan maju satu langkah, "Sekarang lo belain dia? Gimana sama hati lo yang masih benci sama dia? Apa udah pudar?" pertanyaan itu membuat Freya menelan ludah, hatinya memang masih tidak menyukai cowok itu, Freya masih membenci Richo, tapi entah kenapa saat ini dia merasa bersalah juga.
"Masalah benci bisa nanti, kalau nayawa Richo ga tertolong.. gue juga yang harus nanggung." Tutur Freya.