Gibran berjalan dengan gagah memasuki perkantoran yang baru sekali dia injakkan kakinya di sana. Papa Devan sedang mencari orang yang membuat dirinya mau tidak mau harus melangkahkan kakinya menuju tempat itu.
"Dimana, Risma?" Gibran bertanya pada sekretarisnya. Raut Gibran seakan serius dan bisa kapan saja mematahkan leher orang yang di lihatnya.
"Maaf, Pak. Tapi, anda siapa?" Tanya sekretaris tersebut.
Gibran yang malas menjawab mengambil kartu dari dalam jas kantornya dan menujunkkan langsung. Perempuan di depannya terlihat syok dan segera mengembalikan kartu milik Gibran.
"Maaf, Pak. Bu Risma, kebetulan sedang keluar. Beliau bilang akan bertemu dengan sosok orang yang paling spesial. Saya juga kurang tahu akan ke mana." Ujarnya.