Marvin melangkah masuk menuju restoran sang Papa. Weekend kali ini dia sedikit terlambat mengunjungi tempat itu. Marvin sempat begadang dan bangun kesiangan, dia sedikit meringis.
"Mama, ga bangunin aku. Padahal mau ke sini bareng." Marvin sedikit memanyunkan bibirnya. Cowok itu duduk di depan Gisella.
"Maaf, sayang. Tadi, Mama, juga terburu ke sini jadi ninggalin kamu." Balas Gisella yang merasa bersalah juga.
Marvin menghela napas. "Ga pa-pa, kok. Oh, iya. Mama, udah makan siang? Marvin coba ke kebelakang, siapa tau ada menu baru lagi." Tawarnya sembari menunjuk dengan ibu jarinya.
Gisella berpikir. "Mama, mau ikut juga. Sekalian tanya apa saja kekurangan yang di butuhkan di sini." Balasnya.
Marvin lalu berdiri. "Ayok." Ajaknya mengulurkan tangan kanan. Gisella sedikit tersenyum, puteranya kenapa seperti anak kecil? Namun Gisella begitu sangat menyayanginya.