Semua gadis yang berada di dalam kurungan tersebut pada akhirnya bersedia mengikuti Rey. Kemudian Rey menghan curkan pintu kurungan tersebut untuk mengeluarkan mereka.
Semua gadis berbondong-bondong mengikuti Rey keluar dari ruang bawah tanah menuju tempat lelang.
Sementara di tempat lelang yang masih dipenuhi peserta lelang tersebut nampak kaget melihat Rey membawa begitu banyak gadis.
"Apa dia serius. Ingin meniduri semua gadis itu?" Bisikan beberapa orang.
Kemudian Rey berteriak,
"Semuanya dengar! Darimanapun kalian berasal! Segera pergi dari tempat ini jika kalian ingin hidup! Tidak ada lagi gadis yang bisa kalian perebutkan, semuanya akan aku bawa!"
Kemudian semua peserta lelang pergi dari tempat lelang. Beberapa orang pergi sambil menggerutu.
"Huh apa-apaan si Demon Warlords itu."
"Rakus sekali dia membawa begitu banyak gadis untuk dijadikan haremnya."
"Stttt sudah diam atau kamu akan diledakkan olehnya."
"...."
Rey kemudian keluar dari rumah lelang tersebut bersama para gadis dan pergi menemui Raisha.
"Woowww... banyak sekali, apakah kamu ingin menjadi raja harem?"
Tanya Raisha yang nampak sedang menggoda Rey.
"Diam! Jangan berpikir hal-hal aneh, bawa mereka dulu menemui pak tua tadi. Kemudian bawa mereka semua menemui aku di tempat penjualan budak. Kita akan pergi bersama-sama ke istana Raja Ma Lingyu. Aku akan menghancurkan tempat ini dulu."
"Cihhh biasa aja kali gak usah marah. Ayo para ladies ikuti aku!"
Raisha membawa semua gadis menuju pak tua yang tadi.
Setelah mereka cukup jauh dari rumah lelang yang memiliki dua lantai tersebut, Rey langsung menghancurkan tempat tersebut hingga rata dengan tanah.
Kejadian tersebut nampaknya sampai kepada Raja Ma Lingyu lewat bawahannya.
"Lapor Raja ada dua orang penjahat yang menghancurkan rumah lelang dan membawa semua gadis. Mereka juga membantai semua petugas yang ada di sana!"
"Apa! Siapa mereka?!"
"Ini Raja, bisa anda lihat."
Bawahan Raja Ma Lingyu tersebut memunculkan jendela panel dan memperlihatkan wajah Rey beserta Raisha.
"Siapa mereka! Berani sekali berbuat kekacauan di planetku!"
Baru saja Raja Ma Lingyu marah karena laporan tersebut. Tiba-tiba satu bawahannya datang lagi dan melapor.
"Lapor Raja, putra anda diserang oleh dua orang tak dikenal di sebuah restoran ketika memungut uang keamanan."
"Apa! Siapa lagi mereka?! Siapa yang menyerang Ma Lingya?!"
"Ini Raja..."
Bawahan tersebut juga memunculkan jendela panel dan menampilkan gambar yang sama.
"Sialan! Dia lagi dia lagi! Perintahkan Ibe The King Kong untuk membunub dua penjahat tersebut!"
"Baik Raja!" Jawab mereka berdua serentak.
Kemudian dua orang tersebut pergi menemui Ibe The King Kong.
Sementara itu, Rey yang sudah berada di tempat penjualan budak, telah selesai menyelamatkan para pria muda yang siap dijual. Dia juga membantai para pekerja yang ada di sana karena berusaha melawan Rey. Tidak lupa juga dia menghancurkan tempat penjualan budak tersebut.
Kemudian, Rey pergi menuju istana Raja Ma Lingyu bersama mereka yang sudah bergabung dengan Rey.
Sementara itu, dua bawahan yang nampaknya sudah menemui Ibe The King Kong mulai melapor kepadanya.
"Ibe, Raja memintamu untuk membunuh dua penjahat ini."
"Ini..."
Dalam hati Ibe,
"Bukannya dia Rey yah? Teman seperjuangan yang selalu ada di garis depan bersamaku ketika berkelahi dengan sekolah lain? Apa yang sedang dia lakukan sehingga membuat Raja Ma Lingyu marah? Dan yang satunya lagi seperti dewi Raisha. Mungkinkah..."
"Kenapa kamu malah melamun Ibe?"
"Ahh baiklah tunjukkan padaku dimana orangnya."
"Sebentar...."
"..."
"Sial nampaknya mereka sudah sampai di pintu gerbang! Mereka juga membawa banyak orang!"
"Baiklah ayo cepat! Aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengan mereka!"
Kemudian Ibe pergi menuju gerbang istana.
Sementara itu, Rey sudah tiba di depan pintu gerbang dan menunggu. Dia tahu bahwa Ibe, teman sekolahnya dulu akan menyambut dia secara langsung. Begitu juga Ibe sebaliknya.
Sampai akhirnya mereka berdua pun dipertemukan.
Ibe beserta 200 tentara dibelakangnya menyambut Rey dan Raisha dengan para penduduk dan budak yang telah dibebaskan.
Rey kemudian memulai pembicaraan,
"Apakah kamu yakin pria besar?"
Tanya Rey kepada Ibe yang memiliki tubuh lebih tinggi dan lebih besar darinya.
"Tentu saja, sudah lama rasanya wajah putih kecil!"
"Ahh nampaknya kamu masih belum berubah."
Semua orang yang berada di lokasi nampak bingung mendengar percakapan mereka. Karena mereka terlihat seperti dua orang musuh yang sedang reuni saja.
Rey berkata kepada Raisha,
"Kamu di sini saja, biar aku yang mengurusnya."
"Kamu yakin? Apa itu tidak akan menurunkan derajatmu? Dia bahkan lebih lemah dariku?"
"Tidak apa-apa, kamu lihat saja."
Ibe juga berkat kepada bawahannya,
"Jangan menyerang si wajah putih kecil itu, kalian diam saja ini pertarunganku!"
"Baik!"
Kemudian Rey dan Ibe saling menatap satu sama lain. Lalu,....
"Aku datang!" Kata mereka berdua serentak.
Rey bertarung tanpa mode tempur maupun armor dan senjata. Begitu juga Ibe sebaliknya. Mereka hanya menggunakan tangan kosong. Kedua belah pihak bertanya-tanya kenapa mereka bertarung hanya menggunakan tubuh kuat mereka saja.
Ibe melancarkan serangan pukulan datar yang mengarah ke wajah Rey karena dia sangat diunggulkan dalam jangkauan. Sementara Rey mengelak ke bawah dan menyerang rusuk Ibe.
{Bukk!}
"Uggh..."
"Tubuhmu lumayan keras pria besar!"
"Kamu semakin lincah saja wajah putih kecil!"
Mereka berdua saling melawan dengan jual beli serangan.
{Bakk!}
{Bukk!}
{Bukk!}
{........}
Sampai pada akhirnya...
{Bukk!}
"Aarrggghhh!"
{Brugggkkkk!}
Sebuah tendangan memutar dari kanan tepat mengenai dada Ibe. Sampai Ibe terpental hingga menghantam tembok dinding gerbang masuk ke istana.
Rey kemudian berjalan mengahampiri Ibe. Sementara yang melihat pertarungan di pihak Rey bersorak karena Rey berhasil menumbangkan Ibe. Sementara di pihak Ibe, bawahannya malah mengutuki Ibe dan mengatai dia lemah.
"Bangun pria besar, kenapa kau menjadi sangat lemah setelah beberapa tahun tidak bertemu." Kata Rey sambil mengulurkan tangannya.
"Hahaha! Aku sangat terkejut wajah putih kecil! Terakhir kali aku melihatmu bertarung dengan pemimpin SMA sebelah kamu tak sekuat ini." Kata Ibe sambil meraih tangan Rey kemudian berdiri.
"Hahaha!" Suara tawa mereka berdua.
Pihak Rey dan pihak Ibe yang tadinya berbeda atmosfer manjadi terdiam karena melihat Rey dan Ibe yang sedang tertawa bersama. Mereka seolah-olah terlihat seperti sedang reuni saja.
"Bagaimana bro! Apakah kamu akan menghalangiku membereskan Raja Ma Lingyu?"
"Bro.. bro.. baik dulu maupun sekarang, apakah aku akan berani untuk menghalangimu melakukan sesuatu yang kamu mau ketika dihadapanku."
"Bukannya dia boss mu?"
"Dulu iya, tapi semenjak kau ada di sini itu beda lagi ceritanya."
"Hahaha!" Mereka tertawa bersama.
"Baiklah, apa kamu bisa bergabung dulu dengan orang-orang yang aku bawa."
"Tentu sobat."
Ibe berjalan menghampiri pihak Rey. Membuat pihak Rey termasuk Raisha tertegun karena bingung atas apa yang baru saja mereka saksikan.
Sementara di pihak tentara yang sebelumnya menjadi bawahan Ibe menjadi panik dan berteriak. Mereka mengatai Ibe sebagai seorang pengkhianat.
******