Chereads / Mantra Penari Ke 7 / Chapter 120 - Anak-anakku telah kembali

Chapter 120 - Anak-anakku telah kembali

Setelah dua bulan sebagai tahanan rumah, Ah-In dibolehkan keluar tapi hanya boleh berada di lingkungan Istana. Ia dengan enggan naik kereta kuda menuju Istana memenuhi panggilan Raja.

Begitu sampai ke Istana, bukannya langsung menemui Rajanya, tapi justru sibuk mencari keberadaan Hyun-Jae.

"Senang bertemu dengan Anda lagi Nona" sambut Hyun-Jae yang menyimpan ribuan tanda tanya tentang alasan Gadis ini mencarinya kali ini.

"Saya tidak punya banyak waktu Tuan. Tolong pertemukan saya dengan Yeon-Seok secepatnya. Saya hanya ingin melihat keadaannya"

"Begitu? Kenapa saya harus melakukan hal berisiko seperti ini? Tidak kah Anda ingat terakhir kali pertemuan kalian justru menjadi awal perpisahan kalian?" tegur Hyun-Jae berusaha setenang mungkin.

"Jika saya tidak dapat bertemu dengannya selamanya, maka ini bukanlah akhir dari pertemuan kami saja. Tapi akan menjadi akhir dari hidup saya Tuan"

"Anda mengancam saya?"

"Tidak. Saya hanya akan menegaskan. Sampai kapan pun Raja tidak akan mendapatkan hati saya. Besok adalah hari pernikahan kami. Jika hari ini mau pun besok sebelum pernikahan berlangsung Adik Anda tidak juga menemui saya, maka hidup saya akan berakhir saat itu juga"

"Kau merencanakan pelarian? Dengan Adik saya?" geram Hyun-Jae berbisik mendekati Ah-In.

"Tolong pikirkan kebahagiaan Yeon-Seok Tuan. Meski dia sedingin es, Saya tahu dia mencintai saya" jawab Ah-In datar, menghormat lalu melenggang pergi menuju kediaman Raja.

Hyun-Jae memikirkan ucapan Ah-In berulang kali. Karena otaknya terasa panas, akhirnya ia memutuskan pulang. Begitu ia berada di gerbang halaman kediamannya, Hyun-Jae tak sengaja mendengarkan percakapan antara Yeon-Seok dengan Heo Dipyo.

Pria itu tersenyum gembira mendengar sahabatnya itu, mengutarakan keinginannya merekrut Yeon-Seok sebagai pasukan khususnya.

"Aku sudah nyaman dengan profesiku sekarang"

"Kau yakin, tidak ingin bergabung dengan Heo Dipyo? Meskipun kau tahu ada kesempatan besar untukmu bisa dengan leluasa menemui Ah-In?" tiba-tiba suara Hyun-Jae kini terdengar tepat di pintu masuk kediamannya sendiri.

Yeon-Seok langsung duduk diatas dipan, mencoba mencerna ucapan Hyun-Jae.

"Jadi kau serindu itu dengannya. Kalau begitu tunggu apa lagi? Terimalah tawaran Heo Dipyo." Senyum Hyun-Jae setulus hati karena ia melihat ada binaran semangat hidup yang muncul kembali di mata Adiknya itu.

Deg!!

Jantung Hiroshi berdegup sangat kencang melihat munculnya Kitshato tepat di atas genting kediamannya.

Rubah suci itu melompat dari satu genting, ke genting yang lain membuat Hiroshi memucat. Melihat perubahan ekspresi Yeon-Seok yang tiba-tiba, kedua Pria yang berhadapan dengannya itu berbalik dan menatap ke arah sudut pandang Yeon-Seok tertuju.

"Hey ya, kau sedang melihat apa?" tanya Hyun-Jae dan Heo Dipyo bersamaan mulai khawatir. Pasalnya, ekspresi itu juga terlihat di wajah Ha-Neul dan Jee Kyung sebelum menghilang.

"...." tubuh Hiroshi serasa lemas seketika.

"Kau sudah berjanji akan mengatakan apa pun yang kau lihat bukan?!" bentak Hyun-Jae tapi Hiroshi belum juga menjawab.

"Biarkan dia menenangkan dirinya dulu" sanggah Heo Dipyo sambil mengulurkan semangkuk air mineral.

Dengan suka cita Hiroshi menerima minuman itu hingga tandas.

"Kalian bisa menemuiku di tempat bunga sakura berasal. Jika tiba-tiba aku menghilang. Dan temuilah Raja yang berkuasa di tempat itu" lirih Hiroshi memperhatikan sekeliling mencari keberadaan makhluk, yang tiba-tiba menghilang tersebut.

"Kenapa kau mengatakan hal itu?"

"Tidak ada waktu. Izinkan aku menemui Ah-In sekarang juga. Beri aku jalan kumohon" kata Hiroshi begitu ketakutan.

Heo Dipyo dan Hyun-Jae saling memandang. Mereka pun menyetujui.

Kediaman Menteri Duck-Young.

Di kediaman Menteri Duck-Young, Hiroshi bersama Hyun-Jae dan Heo Dipyo menyelinap masuk, menyelundupkan beberapa dupa yang memberi efek obat bius di setiap pojok ruangan tempat para Pengawal Menteri Duck-Young, menjaga ketat kamar Ah-In.

Dengan mudah, ia menyusup masuk ke dalam kamar Gadis itu. Terlihat Ah-In sedang membaca sebuah buku tapi perhatiannya langsung teralihkan begitu mendengar suara orang membuka pintu kamarnya.

"Yeon-Seok" kata Ah-In berkaca-kaca. Ia berlari kepelukan Yeon-Seok.

Pria itu kini tak lagi berusaha menghindar atau pun menolak karena kini, hatinya telah sepenuhnya menerima keberadaan Ah-In.

"Apa yang terjadi? Kenapa begitu mudahnya malam ini kau bisa menyusup kemari?" tanya Ah-In melepaskan pelukannya pada Yeon-Seok.

"Ayo kita pergi. Kau tidak keberatan kan? Meninggalkan semua?" pertanyaan Yeon-Seok dibalas dengan gelengan kepala Gadisnya.

"Dengar. Apa pun yang terjadi denganku setelah kita pergi dari sini, kau harus tetap terus bersama dengan Hyun-Jae dan Heo Dipyo. Mengerti?"

"Ya, tapi apa yang akan terjadi?"

"Sudah ku katakan kejadian apa pun itu, kau harus tetap bersama mereka. Jangan tanya lagi" sahut Yeon-Seok membawa Gadisnya keluar dari kamar.

Mereka berempat mengendap-endap menuju ke arah dua kuda mereka yang terikat di bawah pohon tak jauh dari rumah Ah-In. Saat keempatnya sudah berhasil menunggangi kuda, ada suara teriakan dari salah satu Pengawal Duck-Young yang bertugas menjaga kamar sang Menteri! Mereka ketahuan dengan sangat cepat! Heo Dipyo dan Yeon-Seok memacu kuda mereka secepatnya dan menemukan tempat persembunyian yang aman.

"Tak kusangka akhirnya aku membantumu melarikan calon Istri Raja. Jika kita tertangkap, kepala kita akan dipenggal" kekeh Heo Dipyo.

"Semoga penyamaran kita bisa mengelabui pasukan di perbatasan. Sehingga kita bisa segera keluar dari tempat ini" jawab Hyun-Jae sembari berdoa dalam hatinya.

Mereka bersembunyi di gubuk reot yang ditinggalkan para penghuninya. Suasana malam yang semakin terasa sejuk, akhirnya membuat mereka semua terlelap.

Ah-In tertidur di atas bahu Yeon-Seok tangan mereka saling terpaut satu sama lain. Tanah tempat Yeon-Seok duduki menjadi basah, dan berubah menjadi tanah hisap yang menelan Yeon-Seok, tanpa jejak.

Keesokan harinya, mereka menyadari bahwa Yeon-Seok telah menghilang. Mereka menyamar, dan berusaha menemukan Yeon-Seok. Seperti Ha-Neul dan Jee Kyung. Yeon-Seok tak dapat ditemukan juga.

"Ah-In tenanglah. Kami sudah tahu bagaimana cara bisa menemukan anak itu. Berhenti menangis, dan ikuti kemana kami mencarinya, atau kau kembali saja pada tunanganmu itu" kata Heo Dipyo tegas.

Jepang.

Suara nyaring teriakan seorang Dayang mengejutkan kedua pasangan Suami Istri yang tadinya sedang merenda mimpi di peraduannya.

"Ada apa kau, membuat keributan sampai seperti ini?" keluh Ratu Eun-Sha kesal.

"Putri Hamari, Putri Kotoko dan Putra Mahkota Hiroshi!!" pekik sang Dayang membuat baik Ratu Eun Sha dan Raja Keito kebingungan.

"Mereka...kembali" keterangan terakhir dari sang Dayang sukses membuat hati mereka yang panas berubah menjadi sangat lega. Tanpa aba-aba Raja Keito dan Ratu Eun Sha berlari kecil.

"Dimana mereka sekarang?"

"Prajurit patroli yang menemukan mereka tergeletak di hutan dan sekarang mereka masih belum siuman. Kedua Putri, ada di kediaman Putri Hamari dan Putra Mahkota ada di kediamannya sendiri" jawab Dayang itu menunduk.

Akhirnya Raja dan Ratu membagi tugas menemui anak mereka satu persatu.

Kediaman Putri Hamari.

Raja langsung pergi ke kediaman Putri Hamari. Dan ia menemukan Putri Hamari dan Putri Kotoko tertidur pulas, bersebelahan.

"Cepatlah bangun agar Chichi dapat melihat apa kalian berdua sehat-sehat saja?" gumam Raja Keito, menggenggam kedua tangan Putrinya.

Bahkan ia menempelkan tangan-tangan lunglai itu di kedua pipinya.

Anak-anakku telah kembali. Batin Raja Keito bersyukur.

Terima kasih Dewa. Kau menepati janjimu. Batin Raja Keito tersenyum lembut menatap kedua Putrinya yang telah lama mereka rindukan.

Kediaman Putra Mahkota.

Sementara Ratu Eun Sha berlari ke kediaman Putra Mahkota Hiroshi.

"Hiroshi...syukurlah" kata Eun Sha mengusap kedua pipi Putranya, dengan kedua tangannya.

Anak itu mulai bereaksi. Ia mengerjapkan mata, lalu menutup mata kembali.

"Anak ini, apa kau tidak merindukan Haha?!" protes Eun Sha gemas pada Putranya sambil mencubit pipi Hiroshi.

Haha? Itu...suara Haha?! Batin Hiroshi girang masih menutup matanya.

Mendapati sebuah cubitan dari sang Haha, Anak itu langsung melebarkan kedua matanya.

"Kau...benar-benar Haha?!" pekik Hiroshi. Membuat Eun Sha menganggukkan kepala sambil menghapus air matanya.

"Aku sangat merindukan Haha dan Chichi" peluk Hiroshi penuh suka cita.

Tapi kebahagiaan itu segera sirna menyadari bahwa...dirinya telah kembali ke Jepang.