Chereads / Mantra Penari Ke 7 / Chapter 109 - Aku tidak suka diabaikan terlebih lagi olehmu!

Chapter 109 - Aku tidak suka diabaikan terlebih lagi olehmu!

"Tuan. Sepertinya dia tahu keberadaan Ratu Seonha. Dia bisa menebak nama seseorang yang saya kenal. Saya mohon tinggalkan kami sebentar" mohon Jee Kyung penuh harapan.

Dia buru-buru berjalan menghampiri Wanita misterius tersebut setelah Heo Dipyo meluluskan keinginannya.

"Kau tahu berapa lama lagi aku pergi dari Negeri ini?"

"Maaf Nona. Saya tidak tahu kapan waktunya tiba. Tapi persiapkan diri Anda dalam waktu dekat ini" jawab Wanita itu sambil menatap Jee Kyung lembut.

"Hanya itu? Kau tidak tahu bagaimana tanda-tanda waktunya telah tiba?!"

"Maka terlihatlah Hato di depan mata Anda. Itulah tanda hari terakhir Anda di tempat ini"

"Aku tidak ingin kembali. Beri aku petunjuk agar aku bisa menghindari hari itu" mohon Kotoko sambil menggenggam telapak tangan Wanita di depannya.

Jin Wanita bernama Sizuka menggeleng sendu sambil melepaskan tangannya dari tangan Kotoko.

"Perjanjian adalah perjanjian. Kau tidak bisa membatalkan kontrak dengan Dewa sesuka hati Anda." Tegas Wanita itu lalu menghilang begitu saja di depan mata Kotoko.

Gadis bernama Jee Kyung berjalan menuju ke Istana diiringi dengan tatapan khawatir dari seorang Pria yang setia berjalan di sampingnya.

"Kenapa kau mendadak ingin kembali? Bukankah kau, memiliki urusan penting?"

"Sebaiknya kita jangan bertemu mulai sekarang".

"Apa? Tapi kenapa? Sebenarnya apa yang membuatmu berubah pikiran seperti ini? Apa karena Wanita tadi?! Dia bicara apa saja padamu?" kini Heo Dipyo meraih kedua bahu Gadis di sampingnya, mengguncangkan tubuh ramping itu dengan kalut.

"Kita tidak akan lama bersama Tuan. Jadi untuk apa kita bertemu jika itu akan menyakiti hati dan jiwa Anda kedepannya?" jawab Jee Kyung menitikkan air mata sedih.

"Dua kali kau mengatakan tentang perpisahan kita. Dengar!!" teriak Heo Dipyo mencoba membuat Gadisnya menatap kedua bola matanya.

"Jika kau takut aku akan sehancur Hyun-Jae, jangan pikirkan dan lupakan saja ketakutanmu. Aku akan lebih hancur jika tak bisa berada di sisimu, padahal seharusnya aku memiliki kesempatan terus berada disisimu"

"Lalu apa yang harus kulakukan jika tiba-tiba kau menghilang setelah sekian lama kita berpura-pura tak saling mengenal satu sama lain?! Kau semakin meremukkan hatiku jika pilihanmu menjauh dariku" protes Heo Dipyo.

"Anggap saja saya tidak pernah ada. Anda dahulu adalah ahlinya" jawab Jee Kyung memaksakan diri tertawa.

"Aku menyukai sekaligus menginginkan Jee Kyung yang sekarang. Aku hanya membutuhkan Jee Kyung yang sekarang. Jangan pernah menoleh ke masa lalu. Masa lalu tidak akan pernah kembali"

"Apa bedanya? Saya juga bisa saja tiba-tiba pergi dan tak akan pernah kembali!" teriak Jee Kyung menangis tersedu sedu kali ini.

"Seperti katamu padaku. Bukankah aku hanya tinggal mencarimu di Negeri seberang?" balas Heo Dipyo memeluk lembut Gadisnya.

Walau ia tak mengerti kenapa ia harus pergi ke Negeri seberang, tapi ia tetap mengatakannya untuk menenangkan Kekasih hatinya.

"Nanti malam aku akan menjemput saudara Ratu, bersama Hyun-Jae" kata Heo Dipyo sambil menghapus jejak air mata di kedua pipi Jee Kyung.

"Tidak bisakah hanya Tuan dan saudara Tuan Hyun-Jae saja yang pergi? Bukankah Tuan Hyun-Jae, masih belum sehat betul? Bagaimana jika dalam perjalanan terjadi sesuatu pada beliau?" rentetan pertanyaan mulai dilancarkan Jee Kyung seperti biasanya itu membuat Heo sedikit lega.

"Hey, kenapa kau sangat memperdulikan Pria itu? Jadi kau sangat takut terjadi sesuatu padanya dalam perjalanan tapi kau, tidak mencemaskan keadaanku nantinya?!" terdengar sudah, ada nada kecemburuan dalam amarah Heo Dipyo kali ini.

"Ratu meminta saya untuk mengawasi kesehatan Tuan Hyun-Jae. Beliau sangat mengkhawatirkannya" jawab Jee Kyung sambil menundukkan kepala.

"Aku sudah berulang kali memintanya untuk tetap disini. Tapi Tuan keras kepalamu itu terus melempariku sederet pertanyaan yang membuatku tak dapat berkutik lagi. Ah, aku yang baik hati ini tak bisa menolak permohonan Pria yang tengah patah hati" kata Heo Dipyo, berbalik badan, seakan tidak peduli dengan keberadaan Jee Kyung. lalu mendadak kembali menghadap ke arah Gadis itu berdiri tadi.

Kosong?! Tidak ada siapa pun di depannya kini!! Heo Dipyo nampak mulai panik ia mencari Jee Kyung kesana kemari seperti orang gila. Dan kegilaannya berakhir ketika ia melihat Jee Kyung, sedang memperhatikan pernak pernik cantik yang berkilauan di depan matanya.

"Kau meninggalkanku sendirian hanya demi ini?" bisik Heo Dipyo geram di telinga Jee Kyung.

Gadis itu tercekat panik melihat amarah Prianya tak juga kunjung mereda.

"Saya lihat, Anda sedang sibuk dengan dunia fantasi Anda sendiri tadi. Jadi saya putuskan, lebih baik saya berjalan melihat-lihat pasar sebelum pulang ke Istana" jawab Jee Kyung cemberut lalu pergi begitu saja.

Heo Dipyo sempat melihat benda apa yang diinginkan Jee Kyung. Ia membeli benda itu tanpa sepengetahuan pujaan hatinya.

"Hey!! Apa kau senang sekali menjauhiku?!" keluh Heo Dipyo membuat Gadis di depannya tersenyum kecil setelah berhasil menyusul. Jee Kyung tetap berlari berusaha terus menjaga jarak dari Heo Dipyo.

Grep

Duk!!

Sebuah tangan kokoh menggapai pinggangnya hingga ia oleng ke belakang dan membentur dada bidang Heo Dipyo. Jee Kyung menoleh ke belakang dan mendapati wajah rupawan yang berjarak tak jauh dari wajahnya kini berada. Mereka tak saling mengutarakan apa pun tapi jantung keduanya seolah sedang berlari maraton.

"Aku tidak suka diabaikan. Terlebih lagi olehmu" geram Heo Dipyo menyunggingkan senyuman mematikan bagi Gadis mana pun yang melihatnya.

Cup

"...??" Heo Dipyo berusaha menetralisir detak jantungnya yang makin berdetak kencang ketika mendapatkan hadiah sebuah kecupan dari Jee Kyung.

"Bisa kau jelaskan, sedang apa kau tadi?" bahkan kini Heo Dipyo menunjukkan gejala korsleting otak.

"Bagaimana lagi. Ada orang tampan sedekat ini denganku. Bukankah aku harus memanfaatkan kesempatan ini dengan baik? Tuan Heo?" kekeh Jee Kyung mencoba meredam rasa malunya didepan Pria itu.

"Kalau begitu aku harus terus mengawasimu" tandas Heo Dipyo, menggeret pergelangan tangan Gadis itu seolah tak ingin melepaskannya sedikit pun.

"Kenapa?"

"Aku takut kau akan melakukannya pada Pria mana pun yang jaraknya sedekat itu denganmu nantinya" sahut Heo Dipyo wajahnya mulai merona antara senang dan gengsi berlebihan mengundang gelak tawa Jee Kyung di belakangnya.