Chereads / Mantra Penari Ke 7 / Chapter 77 - Aku menyesal mengatakan itu!!

Chapter 77 - Aku menyesal mengatakan itu!!

"Apa sebagai Ratu, kata-kataku sungguh tidak ada harganya di mata kalian semua?"

"Ini adalah penghargaan yang kuberikan atas prestasi Tuan Muda Hyun-Jae bukan karena hal remeh temeh lainnya. Maka terimalah dengan hati yang bangga jabatan ini. Aku. Ratu Seonha dengan ini memberi mandat sepenuhnya kepada Hyun-Jae sebagai Panglima Utama Baehwa"

"Bagi siapa pun yang menentang keputusan ini, dengan senang hati akan ku gantikan dengan pejabat yang lebih berkompeten" tanpa rasa takut sedikit pun Ratu Seonha menunjukkan posisinya sebagai Ratu kepada Kwon Jae He.

Kau masih terlalu muda untuk menjadi jauh lebih kuat dari Raja sebelumnya. Cepat atau lambat...kau, akan berada di bawah kakiku. Ha-Neul Arang...kata hati Kwon Jae He dongkol bukan main.

"Selanjutnya, Heo Dipyo. Akan kuberikan kau posisi sebagai Menteri Pertahanan Keamanan dalam dan luar Negeri"

"Yang Mulia...ini tidak seharusnya terjadi!!" para Menteri fraksi Kanan dengan tegas menentang keputusan sepihak Ratu Seonha.

"Bagaimana bisa Anda dengan mudahnya memberikan jabatan sepenting itu kepada orang, yang sudah berani menikam Anda? Bagaimana jika suatu hari nanti Pelajar Heo Dipyo berusaha melukai Ratu kembali?!" Menteri Duck-Young mencoba memperingatkan Ratunya.

"Jabatan riskan seperti ini, tidak baik diberikan pada seseorang yang dengan terang-terangan mencoba membunuh keluarga Kerajaan. Apa yang akan dipikirkan Rakyat? Bagaimana seorang Ratu membiarkan pikiran menyimpang tersebar luas di seantero Negeri ini?" kata Menteri Hyun-Shik dengan suara bergetar hebat.

"Yang Mulia..., dengan kata lain, rakyat akan berpikir jika Ratu tunduk pada ular yang mematuknya, maka mereka pun juga ingin menjadi layaknya ular itu. Karena seberapa bahayanya sang ular bagi Tahta, Ratu tetap memberikan pengampunan" sang Penasihat Istana mencoba menyederhanakan apa yang dikatakan para Menteri fraksi Kanan.

"Yang Mulia! mohon dipertimbangkan!" seru Hyun-Shik di ikuti semua pengikut fraksi kanan membungkuk serendah-rendahnya agar pendapat mereka di dengarkan Ratu.

"Pelajar Heo Dipyo tidak berusaha untuk membunuhku. Karena kecerobohanku, pada akhirnya akulah yang terluka. Kejadiannya tidak sama seperti rumor yang telah beredar luas. Hyun-Jae dan Heo Dipyo adalah dua orang yang layak dipertimbangkan kecakapannya dalam bekerja"

"Terlepas dari peristiwa yang menimpaku, bukankah kalian semua selalu memuji-muji prestasi keduanya? Bagaimana jika begini saja. Kalian lebih percaya pada rumor atau, percaya pada setiap ucapan Ratu kalian? Rumor tidak dapat dipertanggung jawab kan kebenarannya"

"Tapi bagaimana jika Ratu yang mengatakannya? Tentu apa pun yang aku ucapkan sangat berdasar dan dapat dipertanggung jawab kan kebenarannya. Karena aku bukan hanya Ratu, tapi korban langsung dari peristiwa naas tersebut"

"Jika masih ada yang menentang keputusanku ini, artinya dia hanya mengakuiku sebagai Ratu hanya di atas kertas. Tapi hati dan jiwanya tidak sepenuhnya menerima keberadaanku. Sekali lagi. Apa kalian mempertanyakan kecakapanku sebagai seorang Ratu?! Bukankah itu hal yang tidak manusiawi? Bahkan aku belum menduduki Tahta selama setahun" tanya Ratu Seonha sedih.

"Ampuni kelancangan kami Yang Mulia..." jawab para Menteri fraksi kanan yang menghormat meminta maaf sedalam-dalamnya.

"Baiklah, pertemuan hari ini mari kita sudahi. Mulai besok, Panglima Utama Baehwa Hyun-Jae dan Menteri Pertahanan Keamanan dalam dan luar Negeri Heo Dipyo mulai aktif bekerja. Datang menghadapku lah, saat hari itu tiba"

"Ya, Yang Mulia Ratu Seonha" sambut Hyun-Jae dan Heo Dipyo serempak.

Ratu Seonha berjalan dengan langkah penuh percaya diri meninggalkan aula Istana. Ia mulai tinggal di kediaman Ayahanda dan Ibundanya dulu saat masih berjaya.

Kediaman Ratu Seonha.

Ia memasuki kediamannya masih dalam posisi penuh percaya diri tapi ketika pintu itu tertutup rapat, Ratu Seonha mulai limbung jatuh ke belakang tapi seseorang mencengkeram erat kedua bahunya, agar tetap mampu berdiri setegap mungkin.

Tubuh Gadis itu gemetaran hebat sementara Pria yang menolongnya tadi mulai menampakkan diri dari balik tubuh sang Ratu.

"Anda melakukan kesalahan kecil, yang sanggup menyulut masalah besar Ratu" kata Hyun-Jae tegas menatap wajah pucat sang Ratu.

"Apa itu?"

"Anda menjadikan hamba Panglima Utama sementara Yang Mulia, membiarkan Heo Dipyo bebas berinteraksi dengan hamba sebagai Menteri keamanan dalam dan luar Negeri? Anda sudah memikirkan akibat terburuk apa yang mungkin akan terjadi?"

"Seperti katamu dua hari sebelum aku dinobatkan sebagai Ratu Seonha. Kau ingin aku merangkul para Menteri fraksi kiri terutama pimpinannya Kwon Jae He bukan? Dengan dilantiknya Heo Dipyo menjadi Menteri keamanan dalam dan luar Negeri, ini akan sedikit mengurangi akses pertemuan rahasia diantara mereka. Dan menjadikan Heo Dipyo sebagai salah satu orangku." Jawab Ratu Seonha menyampaikan rencana terselubungnya pada Hyun-Jae.

"Ya, memang tidak sepenuhnya seluruh rencana Anda salah" kekeh Hyun-Jae sekilas menatap lembut wajah Ratunya.

"Sekarang hanya ada kita berdua Hyun-Jae. Bisakah kau berbicara seperti biasanya padaku?!" protes Ratu Seonha sambil menggenggam tangan kanan Hyun-Jae manja.

Sang Panglima nampak terkejut, melepaskan diri dari genggaman sang Ratu lalu menjauh beberapa jengkal.

"Apa ini? Kau, memperlakukanku seperti seseorang yang terinfeksi penyakit menular" Ratu Seonha mulai berdecih.

"Tidak Yang Mulia. Tak peduli kita hanya berdua atau berseribu sekali pun, tidak pantas seorang Panglima dan Ratu terlalu menunjukkan kedekatan mereka. Mohon jaga nama baik Anda Yang Mulia" tegas Hyun-Jae sambil berdehem geli.

Issss....kau yang mendorongku naik Tahta, kau juga yang menganggapku orang asing sekarang? Batin Ha-Neul Arang merasa tertolak.

"Bagaimana pun hubungan kita jauh lebih lama dari hubungan pangkat kita"

"Lupakan bahwa Anda adalah Ha-Neul Arang. Karena sekarang Anda bukan Tuan Putri lagi. Tapi Anda adalah Ratu Seonha. Mulai detik ini, nama Ha-Neul Arang tidak akan pernah terdengar lagi. Agar tidak ada lagi, yang bisa mengorek masa lalu Anda, yang tidak ada kaitannya dengan urusan Negara" tegas Hyun-Jae.

"Aku mulai bosan dengan permainan atasan dan bawahan..., bisakah kau lebih santai mulai dari sekarang?" rengek Ratu Seonha.

"Oh, tentu tidak bisa Yang Mulia. Hubungan antara hamba dan Ratu tidaklah sedekat itu. Maafkan hamba" jawab Hyun-Jae menghormat.

Apa dia serius? Maksudnya? Dia...akan melupakan hubungan apa pun sebelum menjadi Panglima Utama?! Pekikan gelisah hati Ha-Neul.

"Mmm coba katakan lebih rinci lagi Panglima, apakah itu termasuk kau, akan menghapus..., hubungan apa pun sebelum kau menjabat menjadi Panglima?" tanya Ratu Seonha berbisik kecil pada Hyun-Jae. Pria itu hanya mengangguk tanpa berpikir.

"Jadi...kau tidak akan mengakui bahwa aku kekasihmu?" Ratu berbisik lagi menegaskan apa yang dia lihat tidaklah salah.

"Apa perlu hamba ingatkan kembali Yang Mulia? Bahwa Ratu Negeri ini, maksud hamba, Ratu Seonha telah di dukung sepenuhnya oleh Hyun-Jae sebagai pelopor Ratu yang tak akan menikah selama menduduki Tahta?" sindir Hyun-Jae terang-terangan.

Aku tidak pernah menyangka dan sungguh menyesal mengatakan hal mengerikan seperti itu padanya dulu. Omel Ha-Neul merutuki bibirnya yang berbicara tanpa saringan itu. Bukankah kini sudah terlambat untuk menyesal?