"Dari siapa?" tanya Ara.
"Dari, dokter Fredy." Jawab Juna.
"Beneran? Kok, kamu bisa kenal?"
"Bisa, dong! Juna, gitu." Jawab Juna, menyombongkan diri.
"Cerita Dong cerita!" ucap Ara.
"Tunggu, ya! aku jalan ke tempat kamu, sebentar lagi. Aku selesaiin dulu, kerjaan aku."
"Oke, boleh minta tolong?" tanya Ara.
"Boleh,dong. Mau, minta tolong apa?"
"Jaga hati kamu, buat aku, ya!?" jawab Ara, lalu mematikan, sambungan telfon.
Juna terdiam, ia tak bisa berkata-kata. Terkejut? Pasti. Tapi, ia juga kesal, kenapa Ara, harus menutup, sambungan telfon mereka.
"Kamu ini, ya. Awas, nanti!" ucap Juna, sambil menatap layar ponselnya, yang sudah kembali, ke menu utama.
Juna mempercepat pekerjaannya. Ia ingin segera, selesai, dan datang ke apartemen Ara. Gadis munggil yang selama ini ia cinta dan sayangi, sukses membuat dirinya, menjadi seperti, saat ini. Tidak bertemu rindu, jika bertemu, rasanya tak ingin pisah. Juna, benar-benar,falling in love dengan Ara.
***