"Biasanya, penglihatan aku, bener lho, Kak."
"Tapi, kali ini, lu salah."
"Masa?" Mimi tetap berusaha memastikan.
"Udah, udah! Ayok, makan!" pinta Dewa, berusaha mengalihkan pembicaraan.
Keduanya, fokus dengan hidangan, yang sudah tertata rapi, di meja. Mimi yang langsung mengambil satu suapan, begitu terlihat sangat senang. Sekali suap, dua suap, hingga berkali-kali suap.
Dewa, melihat Mimi yang tengah makan dengan lahap. Ia terbayang, akan wajah lahap Ara, yang sangat menyukai sushi. Ara, yang tak pernah tak tersenyum ke Dewa. Ara yang selalu terlihat ceria dan dewasa. Dan Ara, yang selalu membuat Dewa, merasa bahagia. Kini, semuanya telah menghilang, menghilang karena kesalahan Dewa.
"Tu, kan, ngalamun lagi?" ucap Mimi, menyadarkan Dewa.
"Yee, siapa juga yang ngalamun. Gimana? rasanya, enak gak?" Dewa mengalihkan pembicaraan lagi.
"Banget, Kak. Cobain, deh!" ucap Mimi.
"Iya," jawab singkat Dewa, lalu memasukkan sushi, ke dalam mulutnya.
***